Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Para Caleg Milenial Ikut Perebutkan Kursi Wakil Rakyat...

Kompas.com - 29/01/2019, 08:19 WIB
Jessi Carina,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah politisi muda, generasi milenial, masuk dalam deretan calon anggota legislatif yang bertarung dalam Pemilihan Umum 2019.

Dari sisi pengalaman, mereka kalah jauh dari para politisi senior yang telah bertarung berulang kali dalam pemilu.

Meski belum dikenal, beberapa caleg muda yang diwawancara Kompas.com, mengaku tak patah semangat. Mengapa mereka mau bersusah payah maju ke parlemen dan menghadapi berbagai tantangan?

Dua caleg muda, Rian Ernest dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Faldo Maldini dan Partai Amanat Nasional (PAN) berbagi pandangan mereka.

Baca juga: Cerita Caleg Milenial Bersaing Suara dengan Para Senior di Dapil...

Caleg muda dari PSI dan PAN, Rian Ernest (kiri) dan Faldo Maldini (kanan).Instagram Caleg muda dari PSI dan PAN, Rian Ernest (kiri) dan Faldo Maldini (kanan).
"Caleg milenial itu lahir di alam yang berbeda dari politisi yang lebih senior. Kebanyakan dari kami paling tidak pernah merasakan era diktator dan era kebebasan," ujar Rian kepada Kompas.com, Senin (28/1/2019).

Menurut dia, caleg milenial punya kelebihan, yaitu membandingkan dua era itu dengan cara pandang yang lebih ideal. 

Rian menilai, caleg-caleg milenial cenderung lebih idealis dalam menghadapi sebuah persoalan.

Harapannya, mereka bisa menawarkan solusi paling baik jika duduk di kursi parlemen nanti.

Baca juga: Cerita Caleg: Terjun ke Wilayah Pelosok hingga Sempat Salah Kaprah

 

Pendapat Faldo Maldini berbeda lagi, tetapi melengkapi jawaban Rian.

Caleg dari daerah pemilihan Jawa Barat V ini berpendapat, ada isu-isu pada zaman sekarang yang hanya bisa dipahami generasi milenial.

"Bisa tentang komunitas, start up, UMKM anak muda, anak muda yang mulai hijrah ke agama, bisa tentang anak muda yang kepusingan cari kerja. Siapa lagi yang perjuangkan aspirasi mereka kalau bukan sahabat muda?" kata dia.

Faldo menilai, keberadaan anak muda penting di parlemen sebagai representasi generasi milenial di Indonesia.

Mereka tidak bisa diwakili oleh politisi yang mengaku berjiwa muda, padahal tidak tahu cara berpikir anak muda.

Baca juga: Cerita Caleg: Dengar Aspirasi Guru Honorer hingga Dibawakan Nasi Rantang

Meski demikian, bukan berarti keduanya menafikan politisi senior.

Rian Ernest mengatakan, pengalaman politisi senior bisa menjadi pembelajaran bagi caleg muda seperti dirinya.

"Jadi saya berpandangan bukan artinya caleg tua enggak perlu maju lagi, enggak juga. Jadi kita saling melengkapi," kata Rian.

"Kami terima saran dan kritikan dari senior. Kami enggak bisa menafikan pengalaman mereka yang lebih banyak," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com