Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Sebut Tabloid Indonesia Barokah Bukan Kampanye

Kompas.com - 25/01/2019, 16:03 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Fritz Edward Siregar, mengatakan, tidak ada unsur kampanye dalam tabloid Indonesia Barokah.

Pernyataan itu disampaikan Fritz usai Bawaslu melakukan kajian terhadap tabloid yang diduga tendensius terhadap pasangan capres-cawapres nomor urut 02 ini.

"Tidak memenuhi unsur kampanye. Ya mungkin bisa memenuhi unsur pidana lainnya, tapi itu enggak memenuhi unsur kampanye," kata Fritz saat ditemui di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (25/1/2019).

Baca juga: Tabloid Indonesia Barokah yang Dikirim via Pos Ditemukan Tersebar di 4 Kecamatan di Solo

Bawaslu menelusuri siapa pihak yang menerbitkan tabloid, isi tabloid, dan dikaitkan dengan keterlibatan peserta pemilu dan tim kampanye.

Setelah diverifikasi, alamat redaksi tabloid tidak ditemukan, tidak ditemukan pula orang di balik redaksi tabloid.

Atas indikasi tersebut, tabloid Indonesia Barokah dinyatakan tak penuhi unsur kampanye.

"Kan sudah dilakukan verifikasi ke tempatnya juga. Tidak ada orangnya," ujar Fritz.

Komisioner Bawaslu Fritz Edward SiregarKOMPAS.com/Fitria Chusna Farisa Komisioner Bawaslu Fritz Edward Siregar

Baca juga: BPN Prabowo-Sandi Berencana Laporkan Tabloid Indonesia Barokah ke Bareskrim

Menegaskan pernyataan Fritz, Ketua Dewan Pers Yosep Stanley Adi Prasetyo mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan terkait konten dan identitas tabloid Indonesia Barokah. Ditemukan bahwa identitas tabloid adalah fiktif.

"Alamat itu tidak ada, kemudian nomor telepon yang dihubungi juga enggak menyambung. Kemudian, konten sendiri kami menemukan bahwa ini sebenarnya ditulis ulang dari berita-berita yang ada," ujar Yosep saat dihubungi, Jumat (25/1/2019).

Baca juga: Untuk Menindak Tabloid Indonesia Barokah, Polri Tunggu Dewan Pers

Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bersama Dewan Pers lakukan pengkajian terhadap tabloid Indonesia Barokah.

Kajian dilakukan Bawaslu bersama dengan Dewan Pers. Sebab, menjadi kewenangan Dewan Pers untuk menyelidiki adanya produk jurnalistik yang diduga memuat pemberitaan yang tendensius terhadap peserta pemilu.

Baca juga: BPN Khawatir Tabloid Indonesia Barokah Pengaruhi Elektabilitas Prabowo-Sandiaga

Pengkajian telah dilakukan di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sebab, penyebaran tabloid Indonesia Barokah di kedua provinsi itu dinilai cukup ramai.

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga telah melaporkan tabloid Indonesia Barokah ke pihak kepolisian.

Tabloid itu dilaporkan lantaran diduga memuat pemberitaan yang tendensius terhadap pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandiaga dan tidak jelas siapa yang menerbitkan.

Kompas TV Beredarnya tabloid Indonesia Barokah di sejumlah wilayah membuat Badan Pengawas Pemilu Daerah bergerak. Di Kota Tangerang, Banten, Bawaslu menemukan tabloid itu di salah satu masjid tanpa diketahui alamat pengirimnya. Bawaslu kota tangerang perlu mengecek lebih lanjut soal tabloid itu yang banyak berisi pemberitaan terhadap Capres-Cawapres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Benarkah peredaran tabloid Indonesia Barokah ini merupakan sebuah kampanye hitam atau kampanye negatif? Kita langsung membahasnya bersama para narasumber kami sudah ada Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional, Maman Imanulhaq. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional yang juga Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional, Faldo Maldini. Dan Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini dan kita juga terhubung melalui sambungan telepon, Komisioner Bawaslu, Afifudin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com