Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Api Menjalar dari Sebuah Kapal, Saat Tampomas II Terbakar 38 Tahun Lalu

Kompas.com - 25/01/2019, 15:00 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mahalnya harga tiket pesawat pada era 1980-an, menjadikan seseorang lebih memilih jalur laut saat melakukan perjalanan antar-pulau. Kapal laut tentu saja menjadi pilihan saat itu.

Salah satu kapal laut yang melayani penumpang antar-pulau pada periode 1980-an adalah KMP Tampomas yang dikelola oleh PT Pelni.

Awalnya Tampomas dikenal setelah melayani perjalanan haji. Namun, setelah itu rute berubah untuk melayani lintas pulau, dan Tampomas hadir dengan generasi keduanya, yaitu Tampomas II.

Dilansir dari dokumentasi Harian Kompas, KMP Tampomas II dijadwalkan bertolak dari Tanjung Priok pada 24 Januari 1981 dengan tujuan akhir di Ujung Pandang (Makassar). Perjalanan ketika itu dijadwalkan dua hari dua malam dan pada 26 Januari 1981 sampai di tujuan.

Tepat pukul 19.00 WIB, kapal itu meninggalkan Jakarta dengan membawa 980 penumpang dewasa, 75 anak-anak dan sekitar 85 awak kapal. Tampomas membawa sekitar 191 mobil dan 200 motor di dalamnya.

Baca juga: Mengenang Tragedi Bintaro, Catatan Hitam dalam Sejarah Kereta Api..

Kebakaran

Pada 25 Januari 1981 ketika berada di dekat Kepulauan Masalembu, sebelah utara Pulau Kangean, Jawa Timur kapal mulai menunjukkan hal yang tak biasa. Mulai muncul asap dari bagian mesin kapal.

Kondisi perairan sekitar juga sedang terjadi badai besar, yang mengakibatkan kebocoran pada bagian-bagian tertentu dari kapal. Tangki bahan bakar juga mengalami kebocoran beberapa saat selanjutnya.

Dilansir dari Harian Kompas yang terbit pada 27 Januari 1981, sekitar pukul 23.00 Wita mesin kapal mulai terlihat mengalami kebakaran. Mesin utama mati dan generator darurat pun gagal. Usaha pemadaman pun dihentikan karena sudah tidak memungkinkan.

Kapten kapal Abdul Rivai ingin membawa kapal menuju pulau terdekat. Namun, karena baling-baling dan mesin kapal tak berfungsi normal, kapal tetap terombang ambing dengan cuaca yang tak mendukung.

Kondisi ini mengakibatkan Tampomas II harus terpaksa lempar sauh pada sekitar wilayah tersebut. Asap hitam mulai keluar dan menyembul ke udara. Muncul suara ledakan dari dalam kapal.

Sekoci-sekoci mulai diturunkan, namun karena kegelisahan yang besar mengakibatkan penumpang langsung terjun ke laut untuk menyelamatkan diri.

Berita SOS mulai diberlakukan oleh kapal ini untuk meminta bantuan, namun tak berfungsi normal. Tampomas II dalam keadaan berbahaya ketika itu.

Baca juga: Tragedi Bintaro 19 Oktober 1987, Tanah Jakarta Berwarna Merah....

KM Sangihe muncul pertama

KM Sangihe yang ketika itu berlajar dari Pare-Pare menuju Tanjungperak Jakarta menerima berita tersebut dan mendekat.

Kondisi cuaca dan badai mengakibatkan kapal ini haya mampu mendekat berjarak 75 meter saja dan memberikan tali agar penumpang bisa diselamatkan.

Sekoci Sangihe juga diterjunkan untuk mengevakuasi penumpang yang nekat menceburkan diri ke laut. Setelah kebakaran mulai bisa teratasi, penumpang sudah mulai tenang.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com