Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Pembebasan Ba'asyir Dorong Warganet Bicarakan Golput

Kompas.com - 25/01/2019, 11:35 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana pembebasan narapidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir menjadi salah satu isu tertinggi yang mendorong warganet membicarakan soal golput di media sosial.

Temuan itu diungkapkan setelah Drone Emprit melakukan analisis terhadap 6.087 percakapan di media sosial pada saat debat dan pascadebat, atau pada 17-21 Januari 2018.

"Kalau misalkan secara keseluruhan kita ambil sampai 21 (Januari 2019), ABB itu semakin memberi bahan bakar untuk orang golput," ujar Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis (24/1/2019).

Baca juga: Respons Positif dan Negatif Warganet Saat Debat Pertama Versi PoliticaWave

Selama periode tersebut, percakapan tentang isu pembebasan Ba'asyir yang terkait dengan golput sebesar 31 persen atau 1.906 percakapan.

Di posisi kedua adalah isu terkait dengan capres dan cawapres fiktif, Nurhadi dan Aldo (Dildo) dengan jumlah 1.568 percakapan atau 26 persen.

Menurut Ismail, warganet semakin curiga dengan kehadiran Nurhadi-Aldo bertujuan untuk membuat publik golput.

"Dan mereka makin curiga dengan Dildo," katanya.

Pendiri PT Media Kernels Indonesia Ismail Fahmi di Gedung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta Pusat, Senin 26/11/2018). KOMPAS.com/Devina Halim Pendiri PT Media Kernels Indonesia Ismail Fahmi di Gedung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta Pusat, Senin 26/11/2018).

Baca juga: Warganet Ramai Bahas CPNS 2019 Dibuka Maret, Ini Penjelasan Pemerintah

Isu ketiga terkait dengan pelaksanaan debat dengan jumlah percakapan sebanyak 1.323 atau 22 persen.

Ismail menuturkan, warganet kecewa dengan penampilan kedua paslon saat debat pertama sehingga mulai menyuarakan narasi golput.

Isu terakhir yaitu yang berkaitan dengan Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP). Percakapan terkait BTP sebesar 21 persen atau 1.290 percakapan.

Baca juga: INFOGRAFIK: Perjalanan Hukum Abu Bakar Baasyir...

Menurut Ismail, percakapan tersebut tidak menunjukkan bahwa warganet akan benar-benar golput nantinya. Namun, hal itu menunjukkan ada isu tertentu yang mendorong percakapan tentang golput meningkat serta adanya keinginan untuk golput terkait isu tertentu.

Drone Emprit menganalisis data dari media sosial menggunakan teknologi big data. Untuk analisis ini, mereka menggunakan fitur Opinion Analysis untuk mengelompokkan percakapan ke dalam beberapa kategori.

Baca juga: Pengacara Baasyir Diminta Tak Berkelit soal Syarat Setia pada NKRI

Dalam analisis ini, mereka menganalisis topik yang muncul dalam most retweet secara kualitatif.

Kemudian, ditemukan 4 isu yang berkaitan dengan golput, yaitu pelaksanaan debat, Ahok, Dildo, dan pembebasan Abu Bakar Ba'asyir.

Setelah itu frekuensi percakapan yang terkait dengan keempat isu di atas dianalisis.

Kompas TV Bebasnya mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menjadi perbincangan warganet di Facebook. Meski demikian, tema Pilpres masih menjadi isu utama di media sosial. Seperti apa isi percapakan warganet terkait dua hal itu? Kita simak ulasannya bersama rekan Gibran Muhammad.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Dampak Geopolitik Usai Iran Serang Israel

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Dampak Geopolitik Usai Iran Serang Israel

Nasional
Pasca-bentrokan Brimob dan TNI AL di Sorong, Pangkoarmada III Pastikan Tindak Tegas Para Pelaku

Pasca-bentrokan Brimob dan TNI AL di Sorong, Pangkoarmada III Pastikan Tindak Tegas Para Pelaku

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Sebut Keterangan 4 Menteri di Sidang MK Tak Menjawab Fakta Politisasi Bansos

Kubu Ganjar-Mahfud Sebut Keterangan 4 Menteri di Sidang MK Tak Menjawab Fakta Politisasi Bansos

Nasional
PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo, Golkar: Nanti Dibahas di Internal KIM

PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo, Golkar: Nanti Dibahas di Internal KIM

Nasional
Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Ganjar-Mahfud Tegaskan Tetap pada Petitum Awal

Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Ganjar-Mahfud Tegaskan Tetap pada Petitum Awal

Nasional
Tim Ganjar-Mahfud Serahkan Kesimpulan ke MK, Sebut 5 Pelanggaran yang Haruskan Pilpres Diulang

Tim Ganjar-Mahfud Serahkan Kesimpulan ke MK, Sebut 5 Pelanggaran yang Haruskan Pilpres Diulang

Nasional
3 Cara Isi Saldo JakCard

3 Cara Isi Saldo JakCard

Nasional
Waspadai Dampak Perang Israel-Iran, Said Minta Pemerintah Lakukan 5 Langkah Strategis Ini

Waspadai Dampak Perang Israel-Iran, Said Minta Pemerintah Lakukan 5 Langkah Strategis Ini

Nasional
Mahasiswa Hukum Empat Kampus Serahkan 'Amici Curiae', Minta MK Batalkan Hasil Pemilu

Mahasiswa Hukum Empat Kampus Serahkan "Amici Curiae", Minta MK Batalkan Hasil Pemilu

Nasional
MA Tolak Kasasi Bambang Kayun

MA Tolak Kasasi Bambang Kayun

Nasional
Polri: Puncak Arus Balik Sudah Terlewati, 30 Persen Pemudik Belum Kembali ke Jakarta

Polri: Puncak Arus Balik Sudah Terlewati, 30 Persen Pemudik Belum Kembali ke Jakarta

Nasional
Serahkan Kesimpulan ke MK, Bawaslu Jawab Dalil soal Pendaftaran Gibran dan Politisasi Bansos

Serahkan Kesimpulan ke MK, Bawaslu Jawab Dalil soal Pendaftaran Gibran dan Politisasi Bansos

Nasional
Jadi Tersangka KPK, Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 M

Jadi Tersangka KPK, Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 M

Nasional
KPK Cegah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor ke Luar Negeri

KPK Cegah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor ke Luar Negeri

Nasional
KPK Perpanjang Masa Penahanan Dua Eks Anak Buah Gus Muhdlor

KPK Perpanjang Masa Penahanan Dua Eks Anak Buah Gus Muhdlor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com