Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Kelenteng, UNS Klaim Kampus Pertama Sediakan Tempat Ibadah 6 Agama

Kompas.com - 24/01/2019, 19:29 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi


SOLO, KOMPAS.com - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengklaim sebagai kampus pertama di Indonesia yang menyediakan tempat ibadah enam agama.

Selain ada masjid, pura, vihara, dan gereja, pada Kamis (24/1/2019), UNS melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan kelenteng.

Tempat ibadah bagi umat Konghucu tersebut dibangun berdekatan dengan vihara, gereja dan pura di dalam kompleks kampus. Kelenteng itu bernama "Sinar Kebajikan" Kongchu Bio.

Rektor UNS Surakarta Ravik Karsidi menjelaskan, pembangunan kelenteng merupakan perwujudan UNS sebagai kampus Benteng Pancasila dan toleransi antar umat beragama.

Pembangunan kelenteng tersebut menggunakan anggaran dari sumbangan Komunitas Tionghoa Solo senilai Rp 700 juta. Pembangunan kelenteng ditargetkan selesai Maret 2019.

"Mudah-mudahan dalam waktu sekitar tiga bulan direncanakan selesai pembangunannya. Tidak terlalu besar ukurannya, 10 x 10 meter persegi," kata Ravik ditemui seusai peletakan batu pertama pembangunan kelenteng, Kamis (24/1/2019).

Baca juga: Paket Lomba Semarang 10K Diambil Jumat dan Sabtu di Kelenteng Sam Po Kong

Menurut Ravik, konsep pembangunan kelenteng sama seperti pembangunan tempat ibadah yang dilakukan UNS sebelumnya.

UNS menyerahkan pembangunan tempat ibadah itu kepada umat.

"Polanya sama seperti sebelumnya. Kami tidak membangun sendiri, tapi kami menyerahkan pembangunan (tempat ibadah) kepada umat," jelasnya.

"Misalnya, pembangunan masjid disumbang komunitas muslim. Pembangunan pura disumbang komunitas Bali, bahkan batu batanya dari Bali. Gereja juga sama polanya," kata dia.

Ravik menyampaikan, dengan dibangunnya kelenteng tersebut maka UNS menjadi kampus pertama di Indonesia yang menyediakan tempat ibadah enam agama.

"Kampus itu pasti ada masjid. Tetapi lebih dari masjid masih jarang. Bahkan kalau selengkap ini mungkin satu-satunya di Indonesia. Bagi saya sebagai rektor memberi kesempatan kepada semua pemeluk agama di Indonesia yang menempuh kuliah di UNS untuk memanfaatkan tempat ibadah yang ada," jelasnya.

Kelenteng "Sinar Kebajikan" tersebut tidak hanya digunakan bagi mahasiswa UNS yang bergama Konghucu, tetapi masyarakat umum pemeluk agama Konghucu juga bisa memanfaatkan tempat ibadah itu.

Menurut Ravik, pembangunan kelenteng sudah lama ia rencanakan selama 8 tahun kepemimpinannya.

Ravik mengaku juga telah menawarkan rencana pembangunan kelenteng itu kepada Komunitas Tionghoa di Solo.

Pimpinan Pusat Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Js Budi Suniarto mengapresiasi pembangunan kelenteng di kompleks Kampus UNS Solo.

Pembangunan kelenteng itu memberikan kesempatan bagi umat Konghucu yang menempuh kuliah di UNS untuk melaksanakan ibadah di kelenteng.

"Mudah-mudahan pembangunan kelenteng yang dilakukan UNS bisa menjadi inspirasi bagi universitas negeri lain di Indonesia bisa mengikuti jejak ini dengan menyediakan tempat ibadah enam agama. Tentu ini merupakan langkah konkret (nyata) mengenai adanya toleransi," ujar Budi.

Kompas TV Masjid yang diresmikan pada tahun 2017 oleh Walikota Magelang bernama Masjid Al Mahdi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com