Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pelitnya" Boediono dan Eksentriknya Bambang Kesowo dalam Ingatan Megawati...

Kompas.com - 24/01/2019, 09:49 WIB
Jessi Carina,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam peluncuran buku "The Brave Lady", Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri bernostalgia dengan para menteri yang dulu membantu pemerintahannya. Beberapa mantan menteri seperti Yusril Ihza Mahendra, Boediono, Purnomo Yusgiantoro, dan yang lain hadir dalam peluncuran buku di Grand Sahid Jaya, Rabu (23/1/2019).

Dalam buku itu, para mantan menteri itu memberikan testimoninya mengenai sosok Mega.

Peluncuran buku itu pun digunakan Mega untuk menceritakan kisah-kisah berkesan dengan beberapa menteri Kabinet Gotong Royong. Misalnya seperti Boediono, Bambang Kesowo, dan

Wakil Presiden ke-11 RI Boediono usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan pemberian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI pada Kamis (28/12/2017).KOMPAS.com/ESTU SURYOWATI Wakil Presiden ke-11 RI Boediono usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan pemberian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI pada Kamis (28/12/2017).
Yusril Ihza Mahendra.

Pelitnya Boediono

Mega bercerita tentang sikap Boediono ketika menjabat sebagai menteri keuangan dalam kabinetnya.

Mega senang karena Boediono begitu pelit dengan anggaran negara yang kebetulan sedang krisis saat itu.

Dia mengatakan banyak menteri lain yang mengeluhkan sikap Boediono kepada dia.

"Menteri-menteri kan suka ngadu ke saya, 'Bu susah banget ya Pak Budi ini'. Yo bagus saya bilang, menteri keuangan memang harus pelit apalagi dalam keadaan krisis ini," ujar Mega.

Boediono yang duduk di samping Mega tersenyum mendengarnya. Megawati berseloroh Boediono pasti merasa tertolong oleh sikapnya ketika itu. Sebab, sikap pelitnya didukung oleh presiden.

"Republik ini tidak ada uang. Kita cari uang. Jadi sudah pada tahu deh. Pak Boed kan tertolong oleh saya," kata dia.

Baca juga: Kenangan Boediono Menjabat Menkeu di Era Megawati

Sebelum Mega, Boediono sudah lebih dulu berbicara. Dia bercerita tentang Mega yang mempercayai menteri-menteri untuk mengambil keputusan.

Oleh karena itu, intervensinya terhadap Kementerian Keuangan juga sedikit. Mega hanya mengarahkan agar penggunaan anggaran dilakukan sesuai rencana dalam APBN.

Itu sebabnya Boediono sulit memberikan tambahan anggaran kepada menteri lain.

"Kadangkala memang terjadi, menteri atau anggota kabinet meminta tambahan. Tapi saya merasa senang bahwa Bu Mega selalu mengandalkan pada prinsip rencananya bagaimana, APBN-nya bagaimana, ya itu. Kecuali dalam keadaan yang khusus," kata Boediono.

Sambil tertawa, dia pun meminta maaf kepada mantan menteri yang anggarannya dia tolak dahulu.

"Saya mohon maaf pada rekan-rekan saya pada waktu itu, yang minta tambahan, hampir semuanya saya tolak karena uangnya belum cukup. Tidak cukup bahkan untuk memenuhi kebutuhan yang rutin saja," ujar dia.

Selanjutnya: Bambang Kesowo yang eksentrik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com