JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menemukan bahwa dukungan pemilih koalisi partai-partai pengusung pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, terbelah.
Fenomena ini disebut sebagai split-ticket voting, yaitu pilihan elite partai yang tidak sejalan dengan keinginan basis massa mereka.
Dari 9 parpol pendukung, pemilih Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Hanura menjadi yang paling tidak solid mendukung Jokowi-Ma'ruf.
"PPP dan Hanura paling banyak terbelah kepada oposisi," ujar peneliti senior Indikator Rizka Halida di kantor Indikator, Jakarta Pusat, Rabu (23/1/2019).
Baca juga: Akar Rumput PPP yang Dukung Jokowi Diklaim Naik 2 Kali Lipat dari 2014
Data Indikator menunjukkan sebanyak 43,2 persen pemilih PPP memilih pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Sementara itu, 39,6 persen pemilih Partai Hanura memutuskan mendukung Prabowo-Sandiaga.
Di sisi lain, pemilih PDI Perjuangan menjadi yang paling solid untuk mendukung paslon Jokowi-Ma'ruf.
Baca juga: Timses Jokowi: Merah, Kuning, Hijau Solid, Suara Rakyat Jateng Tak Akan Pindah
Sebanyak 90,1 persen pemilih PDI Perjuangan tetap mendukung Jokowi-Ma'ruf, sesuai dukungan partai.
Sementara, hanya sebesar 6 persen pemilih yang "menyeberang" dan mendukung Prabowo-Sandiaga. Sisanya tidak menjawab atau tidak tahu.
"Pada kelompok partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin, PDI-P saling solid mendukung capres-cawapres yang diusung," katanya.
Baca juga: Maruf Amin Yakin Suara NU Solid hingga Akar Rumput
Sebenarnya, partai-partai baru seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dikategorikan sangat solid mendukung paslon nomor urut 01.
Seluruh pemilih PKPI mendukung Jokowi-Ma'ruf. Lalu, sebesar 91,9 persen pemilih PSI juga memilih Jokowi-Ma'ruf dan sisanya mendukung Prabowo-Sandi.
Namun, kedua partai baru tersebut tidak memiliki jumlah basis pendukung yang besar.
Baca juga: Berupaya Dongkrak Suara Jokowi-Maruf, Elite PPP Keliling Daerah
Survei Indikator dilakukan pada 16-26 Desember 2018, dengan melibatkan 1.220 responden yang dipilih secara random (multistage random sampling).
Metode survei yang digunakan yaitu dengan wawancara lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Dalam survei ini, margin of error rata-rata sebesar plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen (dengan asumsi simple random sampling).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.