"Ini yang juga penting, perlindungan dan penghargaan bagi setiap individu yang bekerja dan berkontribusi dalam pemberantasan korupsi supaya kasus Novel (Baswedan, penyidik KPK yang tersiram air keras) tidak ada lagi, intimidasi tidak ada lagi," terang dia.
Tiga hal terakhir yang ia sebutkan adalah penguatan KPK, reformasi sektor politik, serta pemberantasan korupsi di sektor sumber daya alam.
Terkait reformasi sektor politik, hal itu dinilai penting karena faktanya, kebanyakan dari para pelaku korupsi merupakan politisi.
Namun, Adnan menuturkan, paslon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, tidak memiliki aspek tersebut.
Meski paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, memasukkan reformasi sektor politik dalam program mereka, aspek itu masih dianggap belum menyeluruh.
"Membenahi kebijakan sistem pendanaan parpol, ini yang tidak ada di paslon nomor 01, mereka tidak punya aspek itu, padahal kalau melihat problem IPK (Indeks Persepsi Korupsi) kita yang stagnan, kasus-kasus yang ditangani itu rata-rata pelakunya politisi," ungkapnya.
"Apakah mereka sampai sana? Itu yang kita lihat tidak. Bahwa kemudian paslon nomor 02 hanya menyinggung sedikit, itu hanya 1 partikel kecil dari upaya-upaya reformasi sektor politik yang tidak dimasukkan dalam skema visi misi mereka," sambung Adnan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.