Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Analisis 3 Lembaga Survei soal Elektabilitas Capres-Cawapres

Kompas.com - 22/01/2019, 14:30 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Direkutur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengungkapkan, tingkat keterpilihan kedua kandidat cenderung stagnan di dua bulan terakhir.

Baca juga: Survei Charta Politika: Jokowi-Maruf 53,2 Persen, Prabowo-Sandiaga 34,1 Persen

Hal itu merujuk pada hasil jajak pendapat pada Oktober 2018, yakni elektabilitas Jokowi-Ma’ruf sebesar 53,2 persen dan Prabowo-Sandiaga 35,5 persen.

Menurut dia, elektabilitas kedua kandidat relatif stagnan karena tingkat kemantapan dari pemilih loyal yang sudah besar. Artinya, pemilih tersebut sudah fanatik dan agak sulit diubah melalui faktor debat.

“Tingkat pematangan pemilih loyal kedua kandidat sudah cukup besar. Pemilih loyal Jokowi-Ma’ruf sebesar 80,9 persen dan Prabowo-Sandiaga 79,6 persen,” kata Yunarto, Selasa (16/1/2019).

Baca juga: Charta Politika: PR Prabowo-Sandiaga Naikkan Elektabilitas di Jateng dan Jatim

Survei tersebut dilakukan pada 22 Desember–2 Januari 2019 dengan melibatkan 2.000 responden.

Metode yang digunakan ialah wawancara tatap muka dengan kuisioner terstruktur. Margin of error sebesar 2,19 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

3. Median

Hasil survei Median mencatatkan selisih kedua kandidat sebesaar 9,2 persen dengan perincian Jokowi-Ma’ruf 47,9 persen dan Prabowo-Sandiaga 38,7 persen.

Baca juga: Survei Median: Elektabilitas Jokowi-Maruf 47,9 Persen, Prabowo-Sandi 38,7 Persen

Berbeda dengan Indikator Politik dan Charta Politika, survei Median menunjukkan selisih kedua kandidat kini kian menipis hingga menyisakan perbedaan satu digit angka saja.

Direktur Eksekutif Median Rico Marbun saat pemaparan hasil survei di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2019). CHRISTOFORUS RISTIANTO/KOMPAS.com Direktur Eksekutif Median Rico Marbun saat pemaparan hasil survei di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2019).

“Selisih elektabilitas atau jarak elektoral relatif menipis. Suara pasangan Jokowi-Ma’ruf relatif stagnan, sedangkan Prabowo-Sandiaga tumbuh namun relatif lambat,” kata Direktur Eksekutif Median Rico Marbun, Senin (21/1/2019).

Sebelumnya, pada November 2018, tingkat keterpilihan Jokowi-Ma’ruf 47,7 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 35,5 persen. Alhasil, selisih elektabilitas keduanya kala itu masih 12,2 persen.

Baca juga: Survei Median: Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Naik, tetapi Relatif Lambat

Adapun survei ini dilakukan pada 6-15 Januari 2019 terhadap 1.500 responden dengan margin of error sebesar 2,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling. Survei ini dibiayai secara mandiri.

Swing dan Undecided Voters

Selain selisih, hal lain yang menarik dari ketiga hasil jajak pendapat tersebut yakni perebutan suara di kalangan swing dan undecided voters.

Baca juga: Pemilih Loyal Tinggi, Kedua Capres-Cawapres Harus Gaet Swing Voters dan Undecided Voters

Burhanuddin menekankan, jumlah swing voters 25 persen lebih besar dari selisih elektabilitas antara pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dengan Prabowo-Sandiaga.

“Swing voters kurang lebih 25 persen itu menjadi semacam peringatan terutama buat pak Jokowi-Ma’ruf untuk mengintensifkan mesin partainya,” kata Burhanuddin.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com