Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sebagai Petahana, Jokowi seharusnya Lebih Tenang dan Sabar..."

Kompas.com - 21/01/2019, 20:30 WIB
Kristian Erdianto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli psikologi politik Irfan Aulia menilai calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo cenderung tampil agresif saat debat pertama Pilpres 2019 pada Kamis (17/1/2019) lalu.

Agresivitas Jokowi terlihat dari lontaran pertanyaan dan pernyataan yang dinilai menyerang pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Untuk kemarin itu, dia (Jokowi) terlalu cepat menembak, terlalu tidak sabar. Orang kalau tidak sabar itu biasanya karena tertekan," ujar Irfan dalam sebuah diskusi di media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Senin (21/1/2019).

Menurut Irfan, seharusnya sebagai petahana Jokowi dapat tampil jauh lebih tenang, sabar dan tidak terlalu menyerang.

Baca juga: Saat Debat Pertama, Jokowi Dinilai Tampil Lebih Agresif daripada Prabowo

Sebab, kata Irfan, Jokowi memiliki kelebihan dalam memaparkan pencapaian-pencapaian yang berhasil dilakukan selama empat tahun masa pemerintahannya.

Ahli psikologi politik Irfan Aulia dalam sebuah diskusi di media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Senin (21/1/2019).KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Ahli psikologi politik Irfan Aulia dalam sebuah diskusi di media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Senin (21/1/2019).
Di sisi lain, sebagai petahana, Jokowi juga dinilai memiliki dukungan di berbagai daerah.

"Kalau dia petahana dan yakin apa yang sudah dilakukan, dia akan tenang dan sabar. Sebagai petahana seharusnya Jokowi lebih tenang dan sabar karena bola ada di tangan dia," kata Irfan.

Sementara, lanjut Irfan, Prabowo cenderung bersikap tenang. Padahal sebagai oposisi, Prabowo diprediksi akan tampil menyerang.

Baca juga: Timses Jokowi-Maruf: Jangan Nilai Kiai Maruf Tidak Lebih Jago dari Sandiaga

Apalagi, menjelang debat pertama, sejumlah petinggi BPN menyebut bahwa pasangan Prabowo-Sandiaga akan menyinggung kasus kekerasan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan yang hingga kini belum tuntas.

"Itu yang membuat saya terkejut juga. Dia menampilkan sesuatu yang unik, baru dan tidak pernah ditampilkan sebelumnya," kata Irfan.

"Kalau oposisi memang tabiatnya akan agresif, tapi hal yang menarik saat itu justru dia menampilkan sosok Prabowo yang lebih tenang. Malah menurut saya Prabowo lebih sopan untuk menjadi oposisi. Harusnya ada beberapa kesempatan untuk menyerang tapi dia tidak lakukan itu," kata dia.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Adu Pernyataan Pilpres 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com