JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik menilai debat pertama Pilpres belum menyentuh permasalahan substansial terkait isu HAM.
Menurut Taufan, kedua pasangan calon belum dapat menggambarkan secara komprehensif peta permasalahan dan strategi kebijakan terkait perlindungan, pemenuhan, pemajuan dan penegakan penegakan HAM.
Salah satu indikatornya, kedua pasangan calon sama sekali tidak memaparkan strategi dalam menuntaskan kasus pelanggaran berat HAM masa lalu.
Baca juga: Komnas HAM: Capres Terpilih Harus Segera Tangani Kasus HAM Masa Lalu dan Konflik Agraria
Oleh sebab itu Taufan berharap, baik pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dapat menjelaskan strateginya di luar forum debat.
"Itu yang tadi kita katakan, (debat) belum substansial. Tentu saja karena mungkin saja mereka ada kendala waktu. Karena itu kami harap sampai April nanti kedua pasangan calon bisa cari event lain untuk jelaskan itu," ujar Taufan saat memberikan keterangan di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (18/1/2019).
Menurut Taufan, penjelasan langkah konkret tersebut penting dilakukan agar publik dapat melihat sejauh mana komitmen kedua pasangan calon dalam menegakkan HAM.
Baca juga: Komnas HAM Kritik Debat Pertama Pilpres soal Isu Toleransi dan Diskriminasi
Komitmen itu juga dinilai akan menjadi pegangan publik dalam memilih dan melihat apakah akan direalisasikan ketika sudah terpilih.
Taufan mengatakan, Komnas HAM akan tetap menunggu kedua pasangan calon menyampaikan langkah konkret terkait penuntasan kasus HAM masa lalu.
"Ketika itu sudah diucapkan dalam satu forum publik maka itu akan menjadi pegangan," kata Taufan.
"Kita tentu saja masih menunggu apakah mereka akan sampaikan dalam forum lain, kami berharap itu tentang pelanggaran HAM berat," ucap dia.