KOMPAS.com - Kabar bohong atau hoaks sering kali membuat resah masyarakat Indonesia, mulai dari isu peristiwa yang dipelintirkan faktanya, isu politik, bahkan isu bencana.
Oleh karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) berupaya merangkum dan memberikan klarifikasi beberapa hoaks yang sempat beredar di media sosial selama pekan ketiga pada 2019.
Berikut 10 hoaks yang sempat dirangkum Kominfo.
Pada Kamis (10/1/2019) sekitar pukul 02.30 WIB, masyarakat Tapanuli mendapatkan pesan berantai yang menyebutkan wilayah Tapanuli, Tengah, Sumatera Utara akan diterjang tsunami.
Hal ini sontak membuat warga panik dan berbondong-bondong mengungsi ke tempat-tempat yang dinilai aman.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun Twitternya, @infoBMKG, menegaskan bahwa isu tersebut tidak benar.
Baca juga: [HOAKS] Tsunami Melanda Tapanuli Tengah
Pihak BMKG telah melakukan analisis rekaman data sinyal seismik dari sensor terdekat pasca beredarnya isu itu, namun hasil rekaman data tidak menunjukkan adanya aktivitas gempa di wilayah Tapanuli dan sekitarnya.
Selain itu, pengamatan juga dilakukan di stasiun pasang surut (tide gauge) yang berada di Sumatera Utara, yaitu di Sibolga, Gunung Sitoli, Lahewa, Teluk Dalam, Pulau Tello, dan Tanabala.
Hasilnya juga tidak terlihat adanya perubahan gelombang air laut yang signifikan.
Ada juga kabar bohong yang kembali beredar di Sumatera Utara mengenai kapal tenggelam.
Pada Senin (14/1/2019), di media sosial sempat beredar kabar mengenai adanya kapal penyeberangan dengan 183 penumpang dan 40 sepeda motor tenggelam di Danau Toba.
Namun, pihak Pelabuhan Tiga Ras di Simalungun, Sumatera Utara membantah adanya kapal penyeberangan dari Pelabuhan Tiga Ras-Simanindo tenggelam di perairan Danau Toba.
Faktanya, video tersebut merupakan Kapal Rafelia 2 yang tenggelam di Selat Bali pada 4 Maret 2016.
Baca juga: [HOAKS] Video Perlihatkan Kapal Tenggelam di Danau Toba
Selain hoaks bencana dan hoaks pelintiran fakta, ada juga hoaks yang menyangkut politik.
Awalnya, salah satu tokoh agama, Ustaz Arifin Ilham dikabarkan sakit dan harus menjalani perawatan intensif atas penyakit nasofaring dan getah bening stadium 4A di Penang, Malaysia.
Menurut, informasi yang beredar di Facebook, untuk berangkat ke Malaysia, Ustaz Arifin Ilham kabarnya meminjam jet pribadi milik calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.
Faktanya adalah isu tersebut tidak benar. Jet pribadi yang ditumpangi Uztaz Arifin adalah milik PT Elang Lintas Indonesia atau Elang Indonesia.
Elang Indonesia merupakan perusahaan penyewaan pesawat jet pribadi dan ambulans udara.
Di salah satu media sosial Twitter juga sempat beredar twit mengenai ijazah SMA Presiden Joko Widodo yang diklaim palsu, mengingat sekolah tersebut baru berdiri pada 1985. Sedangkan Jokowi diketahui lulus pada tahun 1980.
Twit tersebut berisikan pernyataan:
"Baru masuk indo dari tim investigasi di lapangan
1. Confirmed ijazah SMA Jokowi palsu
2. Oknum2 elit Cina Katolik Radikal (CSIS) berada di balik pemalsuan ijazah Jokowi"
Tak hanya tulisan, pengguna Twitter tersebut juga menampilkan foto ijazah Jokowi.
Faktanya, informasi dalam twit itu tidak benar, karena SMA Negeri 6 Solo dulunya bernama SMPP yang berdiri pada 26 November 1975 dan Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Solo, Agung Wijayanto menjelaskan bahwa ijazah Jokowi merupakan ijazah asli.
Di media sosial Facebook pada Senin (14/1/2019), beredar sebuah kutipan dari BJ Habibie yang menyatakan bahwa lawan berat Prabowo bukan Jokowi.
Kutipan tersebut menggambarkan bagaimana BJ Habibie sangat memahami sosok Probowo dan mengklaim lawan terberat adalah paslon nomor 02.
Post ini, juga menjelaskan bahwa kutipan tersebut berasal dari wawancara yang bertajuk "Setelah 20 tahun Reformasi".
Faktanya, The Habibie Center (THC), organisasi bentukan BJ Habibie, mengklarifikasi bahwa pernyataan tersebut tidak benar atau hoaks.
"Habibie sebagai negarawan akan senantiasa mendukung upaya demokratisasi dan pemenuhan HAM di Indonesia," tulis THC di akun Twitter dan Instagramnya.
Beredar informasi hoaks yang beredar di media sosial Facebook yang mengabarkan adanya pria yang melakukan aksi bunuh diri dengan terjun dari salah satu mall di Kota Solo.
Adapun pemberitaan ini juga muncul dengan narasi pesan dan video melalui aplikasi pesan WhatsApp.
Pemberitaan yang benar, video tersebut merupakan rekaman kejadian yang berlokasi di Apartemen Gateway, Cicadas, Bandung, Jawa Barat pada 24 Juli 2017.
Hal ini diperkuat dengan adanya berita pada salah satu pemberitaan di artikel online dengan judul "2 Perempuan yang loncat dari apartemen Gateway adik kakak".
Kemudian, hoaks politik lainnya, yakni adanya unggahan sebuah foto yang menampilkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan dua petinggi TNI tengah berpose dua jari (membentuk huruf L).
Foto ini diunggah seolah-oleh mereka sedang mendukung salah satu calon presiden dan wakil presiden Indonesia pada pilpres 2019 mendatang, yakni paslon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengklarifikasi bahwa foto tersebut memiliki makna kebersamaan, tidak ada maksud lain dan diambil sebelum paslon mengambil nomor urut pilpres 2019.
Hadi juga menegaskan bahwa TNI dan Polri netral terhadap Pemilu 2019.
"Saya sampaikan bahwa TNI-Polri tetap menjaga netralitas dan simbol-simbol yang digunakan leting '87, angkatan '92 dan Lemhannas angkatan 20, itu adalah simbol untuk kebersamaan, tidak ada maksud lain dan diambil sebelum paslon mengambil nomor urut," ujar Hadi.
Selain itu, ada juga hoaks mengenai kesehatan, yakni makan bakso bersamaan dengan minum es bisa memicu kanker.
Informasi ini beredar di media sosial Facebook dalam bentuk video dan sudah ditayangkan sebanyak 25.212 kali oleh pengguna Facebook lainnya.
Sementara, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam mengklarifikasi bahwa isu makan bakso dengan minum es memicu kanker adalah isu tidak benar.
"Hal tersebut adalah hoaks," ujar dr Ari.
Menurut dia, hingga saat ini belum ada yang bisa memastikan penyebab pasti munculnya sel kanker dalam tubuh seseorang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.