Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OSO: Ma'ruf Amin Tidak Harus Dominan karena Seorang Wakil

Kompas.com - 18/01/2019, 14:05 WIB
Jessi Carina,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) menilai, tidak ada yang salah dengan porsi bicara calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

OSO mengatakan, Ma'ruf tidak dominan karena posisinya sebagai calon wakil presiden.

"Ini yang kita mesti pahami, Pak Ma'ruf ini orang tua tetapi dia mengerti bahwa dia dengan presiden dan dia seorang wakil. Dia tidak harus dominan karena dia sebagai seorang wakil," ujar OSO di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (18/1/2019).

Baca juga: Debat Pertama, Jokowi Bicara 23 Menit, Maruf 4 Menit

OSO melihat ini sebagai keunggulan tersendiri bagi Jokowi-Ma'ruf. Artinya, kerja sama tim sudah berjalan sejak awal.

Bagi dirinya, Jokowi-Ma'ruf sudah memberikan jawaban terbaik. OSO mengatakan, Jokowi juga lebih konkret karena punya prestasi pada pemerintahannya.

"Kalau yang 02 kan belum bikin apa-apa, baru merencanakan dan akan. Tetapi kalau nomor 1, dia sudah melaksanakan," ujar OSO.

Baca juga: Debat Pertama, Prabowo Bicara 21 Menit, Sandiaga 7 Menit

OSO berharap debat semalam bisa menjadi acuan masyarakat untuk memilih capres dan cawapresnya.

"Paling tidak kita sudah tahu kualitas tanya jawab tadi malam," kata dia.

Dalam debat tadi malam, Jokowi tampak lebih dominan daripada Ma'ruf. Contohnya ketika Jokowi memaparkan panjang lebar soal penegakan hukum yang sering disalahartikan melanggar hak asasi manusia (HAM).

Baca juga: Litbang Kompas: Skor Penguasaan Debat Jokowi-Maruf 7,1, Prabowo-Sandi 7,0

Di akhir pemaparannya, Jokowi sempat meminta Ma'ruf untuk menambahi pernyataannya. Namun, Ma'ruf lebih memilih menutup sesi jawab mereka.

"Cukup," katanya singkat.

Moderator Ira Koesno pun memberi penjelasan singkat bahwa Ma'ruf bisa menambahi penjelasan Jokowi karena masih tersisa waktu.

Namun, hal ini ditolak oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) non aktif itu.

"Cukup, pendapat saya sama dengan Bapak Jokowi," katanya singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com