JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily menyebut alasan Ma'ruf Amin tidak terlalu banyak bicara dalam debat. Ace mengatakan Ma'ruf sengaja memberi banyak kesempatan kepada Jokowi.
"KH. Ma’ruf Amin dengan sengaja memberikan ruang yang lebih luas kepada Pak Jokowi untuk menjawab karena presiden adalah single chief of executive, pemegang kendali pemerintahan tertinggi menurut konstitusi," ujar Ace melalui keterangan tertulis, Jumat (18/1/2019).
Baca juga: Debat Pertama, Jokowi Bicara 23 Menit, Maruf 4 Menit
"Jadi Pak Jokowi yang perlu lebih banyak menyampaikan visi misi dan juga pandangannya terkait tema debat," tambah dia.
Meski demikian, Ace mengingatkan Ma'ruf Amin tak sepenuhnya diam tadi malam. Dia menjawab pertanyaan yang benar-benar dikuasai yaitu soal terorisme.
Ace mengatakan banyak yang meremehkan penampilan Ma'ruf tadi malam. Padahal, kata Ace, Ma'ruf justru menunjukan sikap tenang dan sistematis dalam debat ini. Sikap sistematis ditunjukan dengan jawaban Ma'ruf mengenai terorisme.
Baca juga: Jokowi Mengangguk-angguk Saat Dengar Maruf Bicara Panjang Lebar soal Terorisme
Ace menyebut jawaban Ma'ruf lebih konkret daripada calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
"Banyak pihak yang meng-underestimate KH Ma’ruf Amin dalam debat tapi semalam justru dengan ketenangan dan jawabannya yang sistematis KH Ma’ruf Amin jadi bintang," kata dia.
Dalam debat tadi malam, Jokowi tampak lebih dominan daripada Ma'ruf. Contohnya ketika Jokowi memaparkan panjang lebar soal penegakan hukum yang sering disalahartikan melanggar hak asasi manusia (HAM).
Baca juga: Maruf Amin Sebut Penindakan Terorisme Tidak Harus Melanggar HAM
Di akhir pemaparannya, Jokowi sempat meminta Ma'ruf untuk menambahi pernyataannya. Namun, rupanya gayung tak bersambut, Ma'ruf lebih memilih menutup sesi jawab mereka.
"Cukup," katanya singkat.
Moderator Ira Koesno pun memberi penjelasan singkat bahwa Ma'ruf bisa menambahi penjelasan Jokowi karena masih tersisa waktu. Namun, hal ini ditolak oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) non aktif itu.
"Cukup, pendapat saya sama dengan Bapak Jokowi," katanya singkat.