Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Solusi Pencegahan Terorisme Ma'ruf Amin Tidak Detail

Kompas.com - 18/01/2019, 09:47 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat terorisme dari Universitas Islam Indonesia (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Robi Sugara, menilai, pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin tidak menjabarkan secara detil mengenai permasalahan terorisme dalam debat pertama.

Menurutnya, solusi yang disampaikan Ma'ruf mengenai masalah terorisme lewat pelurusan paham ideologi dan kesejahteraan ekonomi sebenarnya sudah dilakukan oleh pemerintahan Jokowi.

"Penyampaian Ma'ruf memang runut ya, tetapi solusi persoalan teroris lewat ideologi dan kesejahteraan itu adalah bagian dari penyebab-penyebab terorisme di Indonesia, masih banyak penyebab lainnya yang lebih rumit dan belum dilakukan pemerintah saat ini," kata Robi kepada Kompas.com, Jumat (18/1/2019).

Baca juga: Paslon Tawarkan Deradikalisasi Terorisme, Pengamat sebut Itu Program Gagal

Sebelumnya, saat debat, Ma'ruf menyampaikan, terorisme dapat disebabkan oleh pemikiran atau kondisi ekonomi.

"Oleh karenanya caranya adalah apa yang menyebabkan dia radikal. Kalau karena paham keagamaan menyimpang maka yang harus kita doktrinkan dengan meluruskan paham keagamaan yang menyimpang itu," kata Ma'ruf.

Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati (kiri) dan Peneliti Indonesian Muslim Crisis Center (IMCC) Robi Sugara (kanan) DYLAN APRIALDO RACHMAN/KOMPAS.com Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati (kiri) dan Peneliti Indonesian Muslim Crisis Center (IMCC) Robi Sugara (kanan)

"Tapi kalau itu disebabkan faktor ekonomi sosial maka pendekatannya adalah melalui pemberian lapangan kerja dan satuannya yang bisa mengembalikan mereka pada jalan yang lurus," ucap dia.

Baca juga: Paparan 2 Paslon soal Isu Terorisme Masih Jauh dari Harapan Publik

Namun, bagi Robi, deradikalisasi yang disampaikan Ma'ruf sudah dilakukan pemerintah, misalnya dari kegiatan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di seminar-seminar di sejumlah lembaga pendidikan maupun non-pendidikan.

"Seharusnya Ma'ruf lebih banyak menjelaskan bagaimana penanganan teroris lewat cara yang lunak atau keras. Masalah terorisme itu rumit, bukan soal ideologi dan kesejahteraan saja," ungkapnya.

Dalam hal penindakan, lanjut Robi, Indonesia sudah unggul dibandingkan negara lain, seperti Malaysia dan Filipina. Namun, di sisi ideologi dan kesejahteraan seperti solusi yang disampaikan Ma'ruf dinilai akan sulit diimplementasikan.

Baca juga: Dedi Mulyadi Puji Jawaban Ma’ruf Amin soal Terorisme pada Debat Capres

"Dalam konteks implementasi agak berat. Misalnya memperkuat kembali ideologi Pancasila, namun di sisi lain ada kelompok yang mengkritisi ideologi tersebut. Ketika ada yang mengkritisi itulah yang menjadi tantangan jika Jokowi-Ma'ruf memimpin, apakah kelompok itu dianggap punya paham yang ekstrem atau seperti apa, indikatornya apa, dan sebagainya," pungkas Robi.

Kompas TV Menurut Prabowo, seseorang menjadi teroris dikarenakan adanya ketidakadilan. Sedangkan menurut Ma’ruf Amin, cara mengatasi terorisme adalah dengan memberikan doktrin untuk meluruskan paham keagaamaan yang menyimpang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com