JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat terorisme dari Universitas Islam Indonesia (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Robi Sugara, menilai, pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin tidak menjabarkan secara detil mengenai permasalahan terorisme dalam debat pertama.
Menurutnya, solusi yang disampaikan Ma'ruf mengenai masalah terorisme lewat pelurusan paham ideologi dan kesejahteraan ekonomi sebenarnya sudah dilakukan oleh pemerintahan Jokowi.
"Penyampaian Ma'ruf memang runut ya, tetapi solusi persoalan teroris lewat ideologi dan kesejahteraan itu adalah bagian dari penyebab-penyebab terorisme di Indonesia, masih banyak penyebab lainnya yang lebih rumit dan belum dilakukan pemerintah saat ini," kata Robi kepada Kompas.com, Jumat (18/1/2019).
Baca juga: Paslon Tawarkan Deradikalisasi Terorisme, Pengamat sebut Itu Program Gagal
Sebelumnya, saat debat, Ma'ruf menyampaikan, terorisme dapat disebabkan oleh pemikiran atau kondisi ekonomi.
"Oleh karenanya caranya adalah apa yang menyebabkan dia radikal. Kalau karena paham keagamaan menyimpang maka yang harus kita doktrinkan dengan meluruskan paham keagamaan yang menyimpang itu," kata Ma'ruf.
"Tapi kalau itu disebabkan faktor ekonomi sosial maka pendekatannya adalah melalui pemberian lapangan kerja dan satuannya yang bisa mengembalikan mereka pada jalan yang lurus," ucap dia.
Baca juga: Paparan 2 Paslon soal Isu Terorisme Masih Jauh dari Harapan Publik
Namun, bagi Robi, deradikalisasi yang disampaikan Ma'ruf sudah dilakukan pemerintah, misalnya dari kegiatan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di seminar-seminar di sejumlah lembaga pendidikan maupun non-pendidikan.
"Seharusnya Ma'ruf lebih banyak menjelaskan bagaimana penanganan teroris lewat cara yang lunak atau keras. Masalah terorisme itu rumit, bukan soal ideologi dan kesejahteraan saja," ungkapnya.
Dalam hal penindakan, lanjut Robi, Indonesia sudah unggul dibandingkan negara lain, seperti Malaysia dan Filipina. Namun, di sisi ideologi dan kesejahteraan seperti solusi yang disampaikan Ma'ruf dinilai akan sulit diimplementasikan.
Baca juga: Dedi Mulyadi Puji Jawaban Ma’ruf Amin soal Terorisme pada Debat Capres
"Dalam konteks implementasi agak berat. Misalnya memperkuat kembali ideologi Pancasila, namun di sisi lain ada kelompok yang mengkritisi ideologi tersebut. Ketika ada yang mengkritisi itulah yang menjadi tantangan jika Jokowi-Ma'ruf memimpin, apakah kelompok itu dianggap punya paham yang ekstrem atau seperti apa, indikatornya apa, dan sebagainya," pungkas Robi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.