Pilihan McCain atas Palin dalam Pilpres Amerika 2008 itu sejak awal sudah dianggap kontroversial. Meski menjabat sebagai Gubernur Negara Bagian Alaska, Palin dinilai bukan sosok berpengalaman dalam politik dan kurang dikenal dunia politik AS.
Parahnya, keduanya juga kurang mengenal secara mendalam satu sama lain. Pilihan McCain atas Palin sepenuhnya pragmatis, yaitu merebut suara perempuan yang simpati pada Hillary Clinton, seteru Obama dalam konvensi Demokrat.
Baca juga: JEO-Menuju Debat Perdana Pilpres 2019: HAM-Korupsi-Terorisme
Namun, dalam perjalanan kampanye, manajemen kampanye McCain dan Palin malah sering bentrok. Palin, yang kurang populer, cenderung diremehkan dan dianggap beban karena energi tim kampanye McCain terkuras juga untuk mempopulerkan Palin di mata publik AS.
Kasus Palin membuktikan bahwa sinergitas antara capres dan cawapres sangat penting. Terlebih lagi, Kiai Ma’ruf tidak memiliki masalah popularitas seperti Palin karena jabatannya sebagai pimpinan NU.
Menganggap remeh Kiai Ma’ruf niscaya akan “melukai” warga NU. Kiai Ma'ruf harus dilibatkan dalam agenda-agenda TKN ke depan sehingga tidak ada lagi kesan bahwa kampanye ini adalah panggung one man show Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.