JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang guru curhat kepada Presiden Joko Widodo mengenai gajinya yang hanya Rp 150.000 per bulan.
Momen itu terjadi saat Presiden Jokowi menerima anggota Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) di Istana Negara, Jakarta, Jumat (11/1/2019). Hadir lebih dari 300 guru dari berbagai daerah.
Awalnya, dalam acara itu, Ketua Umum PGSI Mohamad Fatah dan Ketua Dewan PGSI Abdul Kadir Karding sempat menyinggung masih banyaknya guru yang berpenghasilan hanya Rp 300.000 per bulan.
Menurut dia, hal tersebut karena guru tersebut belum lolos uji sertifikasi dan inpassing, sehingga mereka hanya menerima pendapatan dari Yayasan Sekolah.
Jokowi yang berpidato setelahnya lalu menanggapi hal itu.
"Tadi saya dengar dari Pak Ketua (PGSI), ada yang gajinya Rp 300 ribu- Rp 500 ribu. Di dalam hati saya tidak percaya, tetapi kalau yang ngomong pak Ketua, ya saya harus percaya bahwa memang masih ada," kata Jokowi.
Jokowi berjanji akan menyelesaikan persoalan sertifikasi dan inpassing yang membuat para guru mendapatkan gaji minim.
Ia lalu meminta para guru secara blak-blakan menjelaskan persoalan yang mereka hadapi.
"Saya enggak tahu kenapa enggak rampung, problemnya ada di mana? Mungkin ada yang bisa maju dan cerita, blak-blakan saja. Ada di sini belum dapat sertifikasi?" tanya Jokowi.
"Adaaaaa," jawab para guru kompak.
Jokowi memilih satu orang yang berada di barisan paling depan. Ia adalah Megayanti asal Pemalang, Jawa Tengah.
Megayanti mengabdi sebagai guru sejak 2009. Dia menceritakan honornya mengajar selama 9 tahun sebagai guru hanya sebesar Rp 50.000
Kemudian sejak 2016, honor Megayanti naik menjadi Rp 150.000.
"Ya Allah Gusti, istilahnya perjuangan kami dihargai lah Pak," kata Mega lirih.
Presiden lalu meminta Megayanti menjelaskan persoalan yang dialami para guru dalam mengikuti sertifikasi dan inpassing.