JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ahmad Riza Patria memastikan bahwa BBP, tersangka pembuat hoaks surat suara, tidak punya hubungan dengan BPN.
Riza mengatakan, pihaknya juga akan menyelidiki latar belakang BBP.
"Saya tidak mengenal sama sekali ya, belum pernah ketemu orangnya, belum tahu, baru dengar juga namanya. Tim dari kami segera mencari tahu dan menyelidiki siapa orang ini, apa motifnya," ujar Riza di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Sebab, BPN Prabowo-Sandiaga tidak pernah menginstruksikan kader maupun relawan untuk menggunakan hoaks demi memenangkan pemilu.
Baca juga: Menurut Hidayat, Pembuat Hoaks Surat Suara Bisa Diperkarakan karena Catut BPN Prabowo-Sandi
Riza mengatakan, BPN menyelidiki adanya kemungkinan upaya untuk menjelekkan citra Prabowo-Sandiaga.
"Apa bermaksud mengadu domba atau mendiskreditkan kami atau apa? Kami akan cari tahu dan kami minta juga polisi segera mengungkap secara tuntas, secara lengkap, dan kita minta keadilan, netralitas dari aparat," ujar Riza.
Di media sosial beredar kabar bahwa BBP merupakan Detua Dewan Koalisi Relawan Nasional Prabowo.
Selain BBP, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim telah menetapkan tiga tersangka penyebar konten hoaks itu. Mereka adalah LS, HY, dan J yang ditangkap secara terpisah di Balikpapan, Kalimantan Timur; Bogor Jawa Barat; dan Brebes, Jawa Tengah.
Baca juga: Polisi Pastikan Tersangka BBP adalah Pembuat Hoaks Surat Suara Tercoblos
Hoaks mengenai tujuh kontainer surat suara pemilu yang sudah tercoblos tersebar melalui sejumlah platform, seperti YouTube dan WhatsApp.
Salah satunya tersebar melalui rekaman suara seorang lelaki yang menyatakan:
"Ini sekarang ada tujuh kontainer di Tanjung Priok sekarang lagi geger, mari sudah turun. Dibuka satu. Isinya kartu suara yang dicoblos nomor 1, dicoblos Jokowi. Itu kemungkinan dari Cina itu. Total katanya kalau 1 kontainer 10 juta, kalau ada 7 kontainer 70 juta suara dan dicoblos nomor 1. Tolong sampaikan ke akses, ke pak Darma kek atau ke pusat ini tak kirimkan nomor telepon orangku yang di sana untuk membimbing ke kontainer itu. Ya. Atau syukur ada akses ke Pak Djoko Santoso. Pasti marah kalau beliau ya langsung cek ke sana ya".
Setelah KPU dan Bawaslu melakukan pengecekan bersama pihak Bea Cukai, dipastikan bahwa informasi tujuh kontainer surat suara pemilu yang sudah tercoblos adalah hoaks.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.