Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KPU Pastikan Debat Pilpres 2019 Lebih Seru, Bukan Guyonan

Kompas.com - 10/01/2019, 14:39 WIB
Jessi Carina,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menjelaskan, mekanisme debat kali ini berbeda dengan debat pada pemilu sebelumnya.

Dia mengatakan, alur debat akan lebih terasa dengan mekanisme yang baru ini.

"Publik mengatakan ini akan seperti guyonan, tidak!" ujar Arief di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/1/2019).

"Debat ini akan sedikit berbeda dengan yang dulu. Sekarang debatnya jauh lebih terasa alur debatnya," tambah dia.

Alasannya, perdebatan antara dua calon presiden dan wakil presiden sudah dilakukan sejak segmen awal.

Baca juga: Debat Capres Diharapkan Angkat Isu Perlindungan Hak Kelompok Minoritas

Ada enam segmen dalam debat ini. Segmen pertama akan diisi penyampaian visi misi capres dan cawapres.

Pada segmen dua dan tiga, kandidat akan menjawab pertanyaan yang dibuat panelis. Arief mengatakan, pertanyaan yang dibuat panelis itu bisa ditanggapi oleh kandidat.

"Jadi pertanyaan itu disampaikan moderator, terus kandidat yang ditanya akan menjawab. Nanti kandidat yang tidak ditanya bisa memberi tanggapan atas jawaban kandidat lawannya," ujar Arief.

Baca juga: KPU Siapkan Tempat Nobar untuk Pendukung 2 Paslon di Luar Ruang Debat

Demikian pula pada segmen keempat dan kelima. Pada dua segmen ini, dua kandidat akan saling melempar pertanyaan. Mereka bisa menanggapi jawaban dari kandidat lainnya.

"Jadi ini berbeda. Kalau dulu, debat pada bagian segmen akhir ini saja. Kalau sekarang justru sejak awal sudah terjadi alur debat itu," kata dia.

Debat pertama rencananya digelar pada 17 Januari 2019. Pesertanya adalah pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Tema yang diangkat yaitu hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 6 Panelis Debat Pilpres Pertama 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com