JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Direktorat Relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferry Mursyidan Baldan, angkat bicara soal tersangka pembuat hoaks surat suara tercoblos yang diduga memiliki keterkaitan dengan BPN.
Menurut informasi yang beredar di media sosial, tersangka dengan inisial BBP merupakan Ketua Dewan Koalisi Relawan Nasional (Kornas) Prabowo.
Baca juga: Ini Modus yang Dilakukan BBP, Pembuat Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos
Ia mengatakan, BPN tidak mengenal organisasi Kornas Prabowo. Namun, Ferry menyebutkan, BBP memang mencoba untuk mengumpulkan massa sebagai relawan pendukung Prabowo-Sandiaga.
Hanya saja, Kornas Prabowo bukan kelompok relawan yang terverifikasi oleh pihak BPN.
"Memang kita membuka ruang untuk mereka daftar, kita punya link untuk mereka melaporkan, tapi pada dasarnya Kornas ini mencoba menghimpun, tapi belum terkonfirmasi bagi kami," kata Ferry saat ditemui di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta Selatan, Rabu (9/1/2019).
Baca juga: Kata Fadli Zon, Tersangka Pembuat Hoaks Surat Suara Bukan Relawan Prabowo-Sandi
Untuk itu, Ferry kembali menegaskan bahwa tersangka tidak memiliki hubungan dengan BPN.
"Jadi dari segi administrasi dia tidak ter-link di kerelawanan kami, dari substansi enggak melakukan tugas dan fungsi relawan. Makanya saya pastikan ini tidak (ada hubungan)," ungkapnya.
Diketahui selain BBP, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim telah menetapkan tiga tersangka penyebar konten hoaks.
Mereka ialah LS, HY, dan J yang ditangkap secara terpisah di Balikpapan, Kalimantan Timur; Bogor Jawa Barat; dan Brebes, Jawa Tengah.
Baca juga: Ketua KPU Bantah Over Reactive karena Laporkan Kasus Hoaks Surat Suara
Hoaks mengenai tujuh kontainer surat suara pemilu yang sudah tercoblos tersebar melalui sejumlah platform, seperti YouTube dan WhatsApp.
Salah satunya tersebar melalui rekaman suara seorang lelaki yang menyatakan:
"Ini sekarang ada tujuh kontainer di Tanjung Priok sekarang lagi geger, mari sudah turun. Dibuka satu. Isinya kartu suara yang dicoblos nomor 1, dicoblos Jokowi. Itu kemungkinan dari Cina itu. Total katanya kalau 1 kontainer 10 juta, kalau ada 7 kontainer 70 juta suara dan dicoblos nomor 1. Tolong sampaikan ke akses, ke pak Darma kek atau ke pusat ini tak kirimkan nomor telepon orangku yang di sana untuk membimbing ke kontainer itu. Ya. Atau syukur ada akses ke Pak Djoko Santoso. Pasti marah kalau beliau ya langsung cek ke sana ya".
Setelah KPU dan Bawaslu melakukan pengecekan bersama pihak Bea Cukai, dipastikan bahwa informasi tujuh kontainer surat suara pemilu yang sudah tercoblos adalah hoaks.