Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/01/2019, 17:01 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berupaya mempercepat proses pembangunan hunian sementara (huntara) serta dan rekonstruksi pasca-gempa di Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hal itu diputuskan dalam rapat penanganan bencana di Sulteng dan NTB yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (9/1/2019).

"Kalau di NTB memang diperuntukkan percepatan daripada penguatan komponen-komponen dan juga pendampingan lebih banyak lagi. Dan itu, pemetaan gempa dan juga percepatan pendampingan (fasilitator) diselesaikan di sana karena dananya sudah tersedia," ujar Kalla, seusai rapat.

Baca juga: Huntara Belum Jadi, 1071 KK di Pandeglang Tinggal di Pengungsian

"Begitu juga di Sulawesi Tengah, penetapan wilayah hijau dan merah. Merah tidak boleh sama sekali dibangun dan juga likuefaksi, tidak boleh sama sekali. Kemudian PU (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) membikin planologinya itu percepatan huntara," lanjut Kalla.

Ia menilai, percepatan pembangunan huntara perlu dilakukan seiring dengan akan dimulainya proses rekonstruksi, khususnya bagi mereka yang terdampak relokasi di Sulawesi Tengah.

Sebab, mereka membutuhkan tempat tinggal sementara untuk menunggu rumah barunya dibangun saat proses rekonstruksi berlangsung.

Namun, Kalla mengatakan, proses rekonstruksi rumah bagi warga yang lokasi tempat tinggalnya tidak terdampak likuefaksi bisa dimulau lebih dahulu.

Baca juga: 29 Kepala Keluarga Mulai Tempati Huntara di Palu

Sementara itu, warga yang lokasi tempat tinggalnya terdampak likuefaksi masih harus menunggu perencanaan menyeluruh terkait Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) yang belum selesai.

Proses pembahasan RTRW tersebut sebentar lagi akan selesai dan rekonstruksi di Sulteng akan segera dimulai. Saat ditanya kapan akan dimulai, Kalla tak menjawab.

"Segera jalan, karena Gubernur (Sulteng) memberikan (data) hari ini, dan lebih lengkap orang dan alamatnya. Sehingga perlu diverifikasi oleh BNPB," ujar Kalla.

"Masih ada tanah yang harus diselesaikan hak kepemilikannya karena itu terlantar. Itu akan selesai secara bersamaan PU (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) membikin master plannya segera dibangun untuk orang yang direlokasi," lanjut dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tanggal 11 Desember 2023 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Desember 2023 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Jelang Debat, Ganjar-Mahfud Batasi Kampanye Keliling Daerah

Jelang Debat, Ganjar-Mahfud Batasi Kampanye Keliling Daerah

Nasional
Andika Perkasa Jadi 'Coach' Ganjar-Mahfud Hadapi Debat Tema Pertahanan

Andika Perkasa Jadi "Coach" Ganjar-Mahfud Hadapi Debat Tema Pertahanan

Nasional
Prabowo: Yang Nyinyir Program Makan Siang Gratis Sedikit, Orangnya Itu-itu Saja

Prabowo: Yang Nyinyir Program Makan Siang Gratis Sedikit, Orangnya Itu-itu Saja

Nasional
Dijatuhi Sanksi DKPP karena Lantik Kader Nasdem, Bawaslu: Teguran untuk Kami

Dijatuhi Sanksi DKPP karena Lantik Kader Nasdem, Bawaslu: Teguran untuk Kami

Nasional
TPN Sebut Ganjar-Mahfud Bakal Dapat 'Briefing' Jelang Debat Capres-Cawapres

TPN Sebut Ganjar-Mahfud Bakal Dapat "Briefing" Jelang Debat Capres-Cawapres

Nasional
Bicara Etika, Andika Perkasa: Ganjar-Mahfud Bukan Orang yang Mengejar Kemenangan Saja, tapi Lebih Penting...

Bicara Etika, Andika Perkasa: Ganjar-Mahfud Bukan Orang yang Mengejar Kemenangan Saja, tapi Lebih Penting...

Nasional
Jadi Tersangka Korupsi, Eks Pejabat Bea Cukai Mengaku Ditarget karena Ungkap Kasus Importasi Emas

Jadi Tersangka Korupsi, Eks Pejabat Bea Cukai Mengaku Ditarget karena Ungkap Kasus Importasi Emas

Nasional
Seluruh Komisioner Bawaslu Disanksi Peringatan Keras karena Lantik Kader Nasdem

Seluruh Komisioner Bawaslu Disanksi Peringatan Keras karena Lantik Kader Nasdem

Nasional
Muhammadiyah Sepakat Gagasan Lokalisir Pengungsi Rohingya

Muhammadiyah Sepakat Gagasan Lokalisir Pengungsi Rohingya

Nasional
TKN Prabowo-Gibran: Sesama Sopir Bus Kota Tak Boleh Saling Komentar

TKN Prabowo-Gibran: Sesama Sopir Bus Kota Tak Boleh Saling Komentar

Nasional
Debat Capres-Cawapres soal Isu HAM Diharap Tak Sekadar Formalitas

Debat Capres-Cawapres soal Isu HAM Diharap Tak Sekadar Formalitas

Nasional
KontraS Usul 9 Topik HAM Dibahas dalam Debat Perdana Capres-Cawapres

KontraS Usul 9 Topik HAM Dibahas dalam Debat Perdana Capres-Cawapres

Nasional
TNI AU Butuh Waktu Selidiki Penyebab 2 Super Tucano Jatuh

TNI AU Butuh Waktu Selidiki Penyebab 2 Super Tucano Jatuh

Nasional
TNI AU Bakal Awasi Ketat Operasional Super Tucano Usai Kecelakaan

TNI AU Bakal Awasi Ketat Operasional Super Tucano Usai Kecelakaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com