JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri meminta penyebar hoaks soal keberadaan kontainer yang berisikan surat suara yang telah tercoblos ditindak tegas.
Ia menilai tindakan tegas perlu diambil agar pelaksanaan Pemilu 2019 berlangsung damai dengan terbebas dari hoaks.
"Masa enggak bisa diberhentikan hoaks itu? Kemarin kan ribut soal surat suara. Ini kan bisa juga sebuah permainan toh, tapi hoaks," ujar Megawati dalam acara Megawati Bercerita di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta, Senin (7/1/2019).
Ia pun meminta semua pihak, khususnya generasi muda, untuk tidak ikut-ikutan menyebar hoaks di masa kampanye sebab akan mengganggu pelaksaanaan pemilu.
Baca juga: Lagi, Polisi Tetapkan Tersangka dalam Kasus Hoaks Surat Suara Tercoblos
Ia pun mengaku heran dengan pelaksanaan Pemilu 2019 yang sarat dengan hoaks. Sebab, di Pemilu 1955 yang dilakukan kali pertama, orang dibebaskan memilih siapapun dan berlangsung damai karena tak ada hoaks.
"Tahun ini (pemilu) seperti mau dipecah bangsanya. Saya ini masih baik, ini anak-anak saya kalau denger sayanya di-bully itu sudah geregetan," ujar Mega.
"Kembali saya titik beratkan, anak muda, jangan dong menebar hoaks atau kebencian. Kalian bebas memilih siapa di pemilu, dan ini sudah berlangsung dari tahun 1955," lanjut dia.
Sebelumnya, hoaks mengenai tujuh kontainer surat suara pemilu yang sudah tercoblos tersebar melalui sejumlah platform, seperti YouTube dan WhatsApp.
Baca juga: Polisi Tetapkan 2 Tersangka dalam Kasus Hoaks Surat Suara Tercoblos
Hoaks itu berupa rekaman suara seorang lelaki yang menyatakan:
"Ini sekarang ada 7 kontainer di Tanjung Priok sekarang lagi geger, mari sudah turun. Dibuka satu. Isinya kartu suara yang dicoblos nomor 1, dicoblos Jokowi. Itu kemungkinan dari Cina itu. Total katanya kalau 1 kontainer 10 juta, kalau ada 7 kontainer 70 juta suara dan dicoblos nomor 1. Tolong sampaikan ke akses, ke pak Darma kek atau ke pusat ini tak kirimkan nomor telepon orangku yang di sana untuk membimbing ke kontainer itu. Ya. Atau syukur ada akses ke Pak Djoko Santoso. Pasti marah kalau beliau ya langsung cek ke sana ya."
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menuturkan, kepolisian telah menetapkan lagi seorang tersangka dalam kasus penyebaran informasi bohong 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos.
Tersangka itu berinisial J. Polisi sebelumnya juga telah menetapkan dua tersangka yang berinisial HY dan LS. Sehingga total ada tiga tersangka yang telah ditetapkan polisi.
“Tim sudah lakukan penetapan satu tersangka lagi atas nama J, ditangkap di kecamatan Bumiayu, Brebes Jawa Tengah,” ujar Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (7/1/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.