Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes Baru Arab Saudi Kunjungi PBNU

Kompas.com - 03/01/2019, 18:15 WIB
Krisiandi

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar de facto Arab Saudi untuk Indonesia Yahya Al Qahthoni mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta, Kamis (3/1/2019).

Yahya Al Qahthoni merupakan Dubes Saudi yang baru menggantikan Osamah bin Mohammed Abdullah al-Shuaibi. Osamah adalah Dubes yang pernah membuat PBNU melancarkan protes.

Itu karena Osamah melalui akun Twitter-nya menyebut bahwa kegiatan reuni 212 pada Minggu (2/2/2018) merupakan reaksi atas pembakaran bendera di Garut pada Hari Santri Nasional 22 Oktober 2018.

Ia juga menyebut ormas pembakar bendera di Garut sebagai ormas yang menyimpang.

Baca juga: Kemenlu Protes Pernyataan Dubes Saudi soal GP Ansor

Dalam kasus di Garut, polisi menetapkan dua anggota GP Ansor, organisasi kepemudaan NU, sebagai tersangka pembakar bendera.

Tak lama dari insiden twit, Osamah digantikan Yahya sudah bertugas di Indonesia namun belum menyerahkan credential letters (surat kepercayaan) kepada Presiden Joko Widodo. 

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, dirinya dan Yahya Al Qahthoni membahas berbagai isu terkini. Salah satunya kerja sama di bidang pendidikan.

"Pihak kedubes datang kemari untuk memperbaharui, mempertegas bahwa PBNU dengan Arab Saudi akan selalu dalam hubungan baik," kata Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj dalam jumpa persnya di Jakarta, Kamis, dikutip Antara.

Said Aqil mengatakan, gesekan yang pernah terjadi antara PBNU dan Saudi itu merupakan hal yang wajar.

"Adapun sekali-kali ada gesekan, namanya juga saudara," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Said Aqil meminta Kedubes Saudi memperbanyak beasiswa pendidikan.

Baca juga: GP Ansor dan PBNU Protes Kicauan Dubes Arab Saudi soal Reuni 212

Said Aqil berharap Saudi memperbanyak beasiswa untuk kalangan PBNU.

Saat ini, kata dia, beasiswa banyak dikelola oleh Kementerian Agama. Atas hal itu, PBNU meminta agar semakin banyak beasiswa yang secara langsung diberikan kepada salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia itu.

"Tidak hanya beasiswa keagamaan saja, tapi juga jurusan lain," katanya.

Kompas TV Front Pembela Islam menuding ada permainan intelijen dalam kasus pemasangan bendera di rumah Rizieq Shihab. Lalu siapa pihak yang dimaksud oleh FPI tersebut? Front Pembela Islam meyakini adanya keterlibatan intelijen dalam kasus ditemukannya bendera hitam di kediaman Rizieq Shihab di Arab Saudi.<br /> <br /> Juru bicara FPI Slamet Maarif, mencurigai aksi intelejen dalam pemasangan bendera yang menyebabkan Rizieq Shihab ditahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com