JAKARTA, KOMPAS.com — Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam beberapa kesempatan menyinggung soal sumbangan dana kampanye dari parpol-parpol koalisi pendukungnya.
Pada 17 Desember 2018, Prabowo, yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, menyindir para elite partai koalisi pendukungnya yang belum menyumbangkan dana kampanye.
Ia membandingkan dengan masyarakat kecil seperti ojek online yang telah memberinya sumbangan.
"Hei kalian elite partai, kalau kalian tidak nyumbang kelewatan kalian. Ini tukang ojek saja mengirim penghasilannya kepada dana kita," ujar Prabowo saat menyampaikan pidato saat Konferensi Nasional Partai Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC).
Baca juga: Akui Belum Sumbang Dana Kampanye, Demokrat Klaim Bantu Prabowo-Sandiaga lewat Aktivitas Caleg
Prabowo-Sandiaga kerap melaporkan dana kampanye mereka kepada publik secara berkala.
Sumber dana kampanye berasal dari Prabowo dan Sandiaga sendiri, perorangan, kelompok, dan partai. Namun, hanya Partai Gerindra yang memberikan sumbangan dana kampanye kepada Prabowo dan Sandiaga.
Jumlah sumbangan dari Partai Gerindra ketika itu mencapai Rp 1,38 miliar.
Pada Senin (31/12/2018), Sandiaga membeberkan laporan baru mengenai dana kampanye mereka. Dana yang terkumpul sudah mencapai Rp 54 miliar.
Dari angka itu, partai pendukung lain seperti Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, dan Partai Demokrat belum menyumbangkan dana.
Baca juga: Sandiaga Sebut PAN, PKS, dan Demokrat Belum Sumbang Dana Kampanye Pilpres
Menurut Sandiaga, kemungkinan partai pendukungnya saat ini masih fokus pada pemenangan pemilihan legislatif.
"Karena mungkin fokus mereka adalah pileg. Dan fokus mereka di pileg tentunya sumber daya mereka fokuskan untuk pemenangan pileg mereka," kata Sandiaga.
Meski demikian, Sandiaga masih berbaik sangka kepada tiga partai pendukungnya.
Ia mengatakan, PAN, PKS, dan Demokrat sudah berpartisipasi meskipun belum memberikan sumbangan dana kampanye.
Peran ketiga partai itu, kata Sandiaga, lewat pemasangan alat peraga kampanye (APK) di sejumlah daerah.
Alasan partai pendukung