Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Zon Sebut Tingkat Demokrasi Indonesia Alami Kemunduran

Kompas.com - 01/01/2019, 22:06 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon mengklaim tingkat demokrasi di Indonesia mengalami kemunduran. Menurut Fadli, harapan masyarakat untuk melihat wajah demokrasi di Indonesia yang makin berkualitas harus tertunda.

"Saya mencatat beberapa persoalan politik sepanjang tahun 2018, mulai dari jaminan kebebasan berkumpul dan berserikat yang menurun, intimidasi terhadap lawan politik, hingga manajemen pemilu yang amburadul," ujar Fadli di akun Twitter-nya, @fadlizon, Selasa (1/1/2019).

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra merujuk pada data indeks demokrasi yang dirilis The Economist Intelligence Unit (EIU) tahun 2017.

Baca juga: Paris Call, Demokrasi di Internet, dan Tantangan untuk Indonesia

Menurut data tersebut, peringkat demokrasi Indonesia turun 20 peringkat ke posisi 68 dari 48 pada 2016. Fadli kemudian membandingkannya dengan peringkat demokrasi Timor Leste yang berada di urutan 43.

Selain itu, Fadli juga merujuk pada data Freedom House, organisasi independen pengawas kebebasan dan demokrasi di dunia.

“Meningkatnya ancaman kebebasan sipil, menurut Freedom House, telah mendorong Indonesia turun status dari negara ‘bebas’ (free) menjadi negara ‘bebas sebagian’ (partly free) di tahun 2018,” katanya.

Data tersebut kembali dibandingkan Fadli dengan capaian Timor Leste. Negara tersebut mengalami kenaikan status dari negara partly free menjadi free. 

Menurutnya, kedua data itu koheren dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang mengeluh terkait adanya kriminalisasi ulama dan tokoh-tokoh yang berlawanan dengan pemerintah.

"Semua itu telah membuat kita kembali mundur dalam demokrasi. Sehingga jangan heran jika turunnya kebebasan sipil dan defisitnya demokrasi kita akibat dari kontrol dan pembatasan kebebasan berpendapat oleh pemerintah. Itu semua fakta yang sulit disangkal," paparnya.

Baca juga: Wiranto: Masyarakat Tak Perlu Samakan Demokrasi Indonesia dengan Negara Lain

Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu juga menyebut demokrasi Indonesia dinodai praktik manajemen pemilu yang amburadul. Hal ini dianggap mengancam kredibilitas pelaksanaan pemilu 2019.

Fadli kemudian mencontohkan pelanggaran administrasi kependudukan mulai dari kasus jual beli blanko KTP elektronik dan tercecernya ribuan KTP elektronik.

"Ini semua tentu mengancam kredebilitas pelaksanaan Pemilu 2019. Kita tak ingin Pemilu 2019 yang menyedot anggaran Rp 24 Triliun ini berjalan dengan kualitas demokrasi yang buruk," pungkasnya.

Kompas TV Wakil Ketua DPR Fadli Zon mendesak Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo untuk bertanggung jawab atas kejadian tercecernya KTP elektronik di Duren Sawit, Jakarta Timur.<br /> <br /> Hal ini disampaikan Fadli Zon, menanggapi kasus tercecernya KTP elektronik yang kembali mencuat beberapa waktu terakhir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com