KOMPAS.com - Momen perayaan tahun baru tinggal menunggu hitungan jam saja. Biasanya, banyak orang menyambutnya dengan penuh suka cita. Ada yang berkumpul bersama keluarga, teman dan bahkan orang terkasih.
Tak hanya di rumah, mereka juga merayakan tahun baru dengan mendatangi pusat keramaian. Hal yang paling tak dilupakan dalam momen pergantian tahun adalah kembang api.
Kembang api selama ini dikenal sebagai pertanda bergantinya tahun. Berbagai bentuk kembang api kerap menghiasi malam pergantian tahun di berbagai wilayah.
Namun, tahukah Anda mengenai sejarah awal penggunaan kembang api ?
Banyak sejarawan mengungkapkan bahwa kembang api berasal dari China.
China memang tercatat sebagai negara yang paling banyak memproduksi dan mengekspor kembang api.
Dilansir dari thoughtco.com, ini bermula pada awal 200 Sebelum Masehi, saat orang China menemukan benda yang menjadi cikal bakal petasan.
Saat itu masyarakat China menemukan semacam petasan, yaitu bambu yang direbus dengan diisi sejumlah zat khusus hingga meledak. Ini dilakukan untuk mengusir roh jahat.
Cara ini sebelumnya ditemukan oleh seorang koki di China yang secara tak sengaja mencampur arang, belerang, dan saltpeter (potasium nitrat atau kalium nitrat) yang dimasukkan ke dalam lubang bambu,
Sedangkan, History.com memiliki catatan yang agak berbeda. Ini bermula saat pada abad ke-7 hingga abad ke-10, ahli kimia China mencampurkan saltpeter, arang, belerang, dan zat kimia lain. Saat itu, saltpeter umum digunakan untuk bumbu dapur.
Sejumlah zat itu kemudian dimasukkan ke dalam bambu. Saat bambu dilempar ke dalam api, maka terciptalah ledakan.
Dengan cara ini, maka lahirlah kembang api pertama.
Setelah penggunaan bambu, akhirnya orang China mulai mengembangkannya dengan tabung kertas. Bahan bubuk kembang api dimasukkan ke dalam kertas.
Orang China juga mengembangkan kembang api tak hanya digunakan sebagai perayaan, tapi juga untuk mengusir roh jahat dan merayakan upacara khusus.
Memasuki abad ke-10, masyarakat China telah mengembangkan bubuk bom mentah dan menempelkannya pada anak panah. Hal ini digunakan untuk menghujani musuh selama pertempuran.