Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
B Wishnu Krisnamurthi
Diplomat

PNS di Kementerian Luar Negeri | Diplomat | Menekuni diplomasi siber

Paris Call, Demokrasi di Internet, dan Tantangan untuk Indonesia

Kompas.com - 28/12/2018, 17:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


Tantangan di Indonesia

Di Indonesia, demokrasi juga tengah menghadapi tantangan cukup berat dengan banyaknya hoaks, fake-news, disinformasi, ujaran kebencian, dan lain-lain yang bertebaran di internet.

Dalam Bali Democracy Forum Desember 2018, hal-hal tersebut dicoba untuk dibahas termasuk oleh kalangan media massa yang berkesempatan hadir saat itu. Media massa saat ini menghadapi “persaingan” baru yaitu dari masyarakat bukan media massa.

Dengan perkembangan teknologi internet, semua warga masyarakat dapat menyampaikan informasi kepada khalayak luas.

Ketika media massa arusutama berkurang kemampuannya untuk melakukan liputan secara luas dan menghadirkan pemberitaan yang berkualitas, maka semakin besarlah peluang-peluang bagi masyarakat luas untuk menyampaikan berbagai informasi melalui internet.

Perbedaan tampak dari proses pengelolaan informasi yang disampaikan, bila media massa dalam proses peliputan mengikuti kaedah-kaedah jurnalistik, masyarakat umum belum tentu mengikuti kaedah-kaedah tersebut atau bahkan sengaja menyebarkan disinformasi dan hoaks.

Media massa termasuk sebagai yang paling berkepentingan dalam memerangi hoaks, fake-news dan lain-lain secara online karena hal-hal tersebut mengancam peran media massa sebagai salah satu pilar demokrasi.

Seharusnya media massa merupakan salah satu pihak yang gencar berupaya untuk mengamankan arus informasi di internet, namun sepertinya hal tersebut masih belum nyata tercermin dalam kehidupan sehari-hari, masih bersifat business as usual dan cenderung menyerahkannya kepada pemerintah.

Demokrasi sudah menjadi pilihan negeri ini, dengan demikian prinsip-prinsip demokrasi termasuk kelembagaan dari demokrasi itu sendiri perlu untuk dihormati di manapun. Namun demikian, tantangan demokrasi di internet sungguh berat.

Infrastruktur internet dalam negeri penting untuk dikuasai oleh WNI karena bila dikuasai asing maka persoalan pemberian mandat kepada lembaga-lembaga negara untuk menerbitkan regulasi di internet akan menjadi permasalahan.

Oleh karena itu, dipandang perlu untuk semakin mendorong investasi infrastruktur internet dari dalam negeri.

Media massa perlu untuk semakin menggiatkan bahkan memimpin kampanye antihoaks, fake-news, disinformasi, dan lain-lain di internet dengan terus meningkatkan kesadaran publik atas kaedah-kaedah jurnalistik serta meningkatkan kemampuan peliputan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat.

Perkembangan teknologi internet memang dirasa sangatlah cepat yang memerlukan respons yang cepat dan tepat pula dari lembaga-lembaga pemegang mandat rakyat.

Oleh karena itu, kiranya perlu untuk mulai memikirkan alternatif-alternatif proses pembuatan hukum dan regulasi yang lebih cepat. 

Termasuk mulai mempertimbangkan perluasan metode bottom-up dalam penyusunan regulasi khususnya dalam tata kelola internet dan penyebaran informasi dengan memberikan perhatian yang pas kepada sifat multi-stakeholders dari internet.

Sampai sejauh mana sistem hukum nasional RI dapat mengakomodasi pendekatan bottom-up dalam penyusunan regulasi patut untuk kiranya dikaji lebih lanjut.

Hal ini dipandang perlu untuk memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan non-negara untuk berkontribusi lebih besar walaupun tidak dapat benar-benar equal-footing. (B Wishnu Krisnamurthi, tulisan di atas adalah pendapat pribadi penulis)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com