Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amien Rais dan Kritikan Teman Seperjuangan...

Kompas.com - 27/12/2018, 07:18 WIB
Jessi Carina,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Amanat Nasional (PAN) didirikan oleh tokoh-tokoh gerakan reformasi pada tahun 1998. Salah satu nama yang paling dikenal sampai saat ini adalah Amien Rais. Namun, Amien tidak mendirikan PAN sendirian.

Ada sejumlah nama yang menjadi teman seperjuangan Amien hingga akhirnya bisa mendirikan PAN. Dalam situs PAN, beberapa nama pendiri yang tercantum ada Faisal Basri, Hatta Rajasa, Rizal Ramli, AM Fatwa, Goenawan Mohamad, dan Emil Salim.

Di luar itu ada nama lain seperti Albert Hasibuan, Abdillah Toha, Toeti Heraty, dan Zumrotin.

Meski dulu berjalan berdampingan, kini ada perbedaan pendapat antara masing-masing pendiri. Termasuk soal sikap Amien Rais saat ini yang memancing kritikan para teman seperjuangan.

Baca juga: Pendiri PAN Kritik Amien Rais Bergabung dengan Politisi yang Ingin Kembalikan Orde Baru

Albert Hasibuan, Abdillah Toha, Toeti Heraty, Zumrotin, dan Goenawan Mohamad membuat surat terbuka kepada Amien, Rabu (26/12/2018). Isinya adalah kritikan-kritikan terhadap sikap Amien. Berikut ini adalah sepenggal isi surat terbuka yang ditujukan kepada Amien :

1. Saudara makin lama makin cenderung eksklusif, tidak menumbuhkan kerukunan bangsa dalam berbagai pernyataan dan sikap politik saudara.

2. Saudara sebagai tokoh reformasi yang ikut berperan dalam mengakhiri kekuasaan orde baru, telah bersimpati, mendukung, dan bergabung dengan politisi yang beraspirasi mengembalikan kekuatan orde baru ke kancah politik Indonesia

3. Saudara telah menjadikan agama sebagai alat politik untuk mencapai tujuan meraih kekuasaan.

4. Saudara sebagai ilmuwan ilmu politik telah gagal mencerdaskan bangsa dengan ikut mengeruhkan suasana dalam negeri dalam menyebarkan berita yang jauh dari kebenaran tentang kebangkitan PKI di negeri kita.

5. Saudara sebagai orang yang berada di luar struktur utama PAN terkesan berat menyerahkan kepemimpinan PAN kepada generasi berikutnya dengan terus menerus melakukan manuver politik yang destruktif bagi masa depan partai. 

Menghambat PAN

Albert Hasibuan, salah satu pendiri Partai Amanat Nasional ketika ditemui di kediamannya, Jalan Mirah Delima, Rabu (26/12/2018). KOMPAS.com/JESSI CARINA Albert Hasibuan, salah satu pendiri Partai Amanat Nasional ketika ditemui di kediamannya, Jalan Mirah Delima, Rabu (26/12/2018).
Salah satu pendiri PAN, Albert Hasibuan mengatakan Amien dulu adalah sosok yang hebat. Dia menyebut Amien sebagai pemimpin aktivis lain pada tahun 1998.

"Pak Amien Rais waktu dulu hebat, makanya jadi pemimpin kita," ujar Albert.

Kata Albert, Amien yang mempunyai ide tentang visi PAN ke depan. Amien memiliki ide bahwa PAN harus menjadi partai modern yang tidak membedakan masyarakat mayoritas dan minoritas.

Baca juga: Amien Rais: Pak Harto Bukan Pemimpin yang Menggilas Rakyatnya Sendiri

Namun kini, sikap Amien dinilai bertentangan dengan semangat awal itu.

Amien misalnya mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden yang juga didukung partai keluarga rezim Orde Baru.

Albert mengatakan Amien juga sering menggunakan isu agama dalam manuver politiknya. Ini membuat Albert dan pendiri lain bertanya-tanya tentang sikap Amien.

"Apakah Pak Amien Rais tidak melanggar keinginan itu? Apa tidak lagi melaksanakan ide-ide reformasi itu?" kata Albert.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua KPU Diadukan Lagi ke DKPP, Diduga Goda Anggota PPLN

Ketua KPU Diadukan Lagi ke DKPP, Diduga Goda Anggota PPLN

Nasional
KPK Duga Anggota DPR Ihsan Yunus Terlibat Pengadaan APD Covid-19

KPK Duga Anggota DPR Ihsan Yunus Terlibat Pengadaan APD Covid-19

Nasional
Projo Sebut Kemungkinan Prabowo Jadi Jembatan untuk Pertemuan Jokowi-Megawati

Projo Sebut Kemungkinan Prabowo Jadi Jembatan untuk Pertemuan Jokowi-Megawati

Nasional
Pakar Sebut Hakim MK Mesti Pertimbangkan Amicus Curiae Meski Bukan Alat Bukti

Pakar Sebut Hakim MK Mesti Pertimbangkan Amicus Curiae Meski Bukan Alat Bukti

Nasional
Bareskrim: 2 Oknum Karyawan Lion Air Akui Selundupkan Narkoba 6 Kali, Diupah Rp 10 Juta Per 1 Kg

Bareskrim: 2 Oknum Karyawan Lion Air Akui Selundupkan Narkoba 6 Kali, Diupah Rp 10 Juta Per 1 Kg

Nasional
Sekjen PDI-P: Otto Hasibuan Mungkin Lupa Pernah Meminta Megawati Hadir di Sidang MK

Sekjen PDI-P: Otto Hasibuan Mungkin Lupa Pernah Meminta Megawati Hadir di Sidang MK

Nasional
Peduli Kesejahteraan Masyarakat, PT Bukit Asam Salurkan Bantuan Rp 1 Miliar ke Masjid hingga Panti Asuhan di Lampung

Peduli Kesejahteraan Masyarakat, PT Bukit Asam Salurkan Bantuan Rp 1 Miliar ke Masjid hingga Panti Asuhan di Lampung

Nasional
Di Universität Hamburg Jerman, Risma Ceritakan Kepemimpinannya Sebagai Walkot dan Mensos

Di Universität Hamburg Jerman, Risma Ceritakan Kepemimpinannya Sebagai Walkot dan Mensos

Nasional
Kubu Prabowo Anggap 'Amicus Curiae' Sengketa Pilpres sebagai Bentuk Intervensi kepada MK

Kubu Prabowo Anggap "Amicus Curiae" Sengketa Pilpres sebagai Bentuk Intervensi kepada MK

Nasional
Sidang Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Dituntut 3 Tahun 5 Bulan Penjara

Sidang Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Dituntut 3 Tahun 5 Bulan Penjara

Nasional
Ajukan 'Amicus Curiae', Arief Poyuono Harap MK Tolak Sengketa Pilpres

Ajukan "Amicus Curiae", Arief Poyuono Harap MK Tolak Sengketa Pilpres

Nasional
Optimistis Pertemuan Prabowo-Megawati Berlangsung, Gerindra Komunikasi Intens dengan PDI-P

Optimistis Pertemuan Prabowo-Megawati Berlangsung, Gerindra Komunikasi Intens dengan PDI-P

Nasional
Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Nasional
Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com