KOMPAS.com - Tsunami Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) malam melanda tiga wilayah di Provinsi Banten dan Lampung. Hingga saat ini, tsunami diduga terjadi akibat erupsi Gunung Anak Krakatau yang kemudian mengeluarkan longsor hingga terjadi tsunami.
Sebagai bagian dari bangsa yang tinggal di kawasan Cincin Api Pasifik atau ring of fire, terutama jika berada di wilayah yang berjarak dekat dengan gunung api aktif, kita perlu mengantisipasi bencana dan meningkatkan upaya penyelamatan.
Salah satunya dengan turut memantau status dan perkembangan gunung api tersebut.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali mengimbau masyarakat untuk mengunduh aplikasi Magma Indonesia.
Aplikasi ini berisi informasi dan rekomendasi kebencanaan geologi terintegrasi, baik gunung api, gempa bumi, tsunami, dan gerakan tanah secara realtime.
Masyarakat dapat memantau laporan aktivitas gunung api, informasi penyebaran abu vulkanik, gempa bumi, serta laporan tanggapan gerakan tanah.
Baca juga: 8 Fakta Tsunami Selat Sunda, Pemicu Kejadian hingga Korban Jiwa
Pantauan Kompas.com, aplikasi ini dapat diunduh di Google Play dan belum tersedia di Apple Store.
Magma Indonesia milik Kementerian ESDM ini juga terdapat di situs resmi, yaitu https://magma.vsi.esdm.go.id/.
Lalu, apa saja yang ada dalam aplikasi ini? Berikut ulasannya.
Sebenarnya telah terdapat gambar di sebelah nama gunung api, yang menunjukkan tingkat aktivitas gunung api yang ada dalam aplikasi ini.
Namun, apabila masyarakat ingin mengetahui informasi secara detail, pengguna dapat mengklik nama gunung api yang diinginkan.
Setelah itu akan muncul tingkat aktivitas gunung api dan statusnya saat ini. Selain itu, di dalamnya juga tersedia rekomendasi yang dapat dilakukan untuk menjaga keselamatan, misalnya untuk tidak berada di area bahaya dengan radius tertentu.
Sebagai tambahan informasi, terdapat empat aktivitas gunung api, yakni