JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, pihaknya akan membantu penggantian perahu dan alat tangkap ikan nelayan yang terdampak tsunami Selat Sunda.
Kebijakan tersebut dikhususkan kepada nelayan yang bobot kapalnya di bawah 5 gros ton (GT). Sebab, kata Susi, mereka merupakan salah satu stakeholder bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Besok kami rapat memutuskan bantuan apa, bagaimana kami akan bergerak," kata Susi saat diwawancarai di atas pesawat dalam perjalanan dari Jakarta untuk meninjau wilayah pesisir terdampak tsunami di Banten, Senin (24/12/2018).
Baca juga: Pemkot Jaksel Jamin Tempat Pemakaman bagi Warganya yang Jadi Korban Tsunami
"Nah untuk kemudian posko untuk makanan selanjutnya (seperti apa), masa tanggap darurat, kemudian jangka panjang, penggantian perahu, kemudian alat tangkap untuk nelayan-nelayan yang kapalnya di bawah 5 GT. Karena itu termasuk para stake holder yang kami bantu," lanjut Susi.
Ia menambahkan, KKP juga akan memerhatikan nasib keluara para nelayan untuk bertahan hidup di saat peralatan melaut mereka rusak tersapu tsunami.
Susi mengatakan, KKP akan terus mendata jumlah kerusakan infrastruktur yang berkaitan dengan mata pencaharian nelayan.
"Kami sudah kumpulkan (data) tapi tentunya (nanti) berkembang. Nanti kita lihat setelah kami inventarisasi," lanjut Susi.
Sementara itu, Tim SAR gabungan terus melakukan penyisiran, evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban bencana tsunami di sepanjang daerah terdampak tsunami di Selat Sunda.
Baca juga: Pemindahan Kendaraan Rusak akibat Tsunami Selat Sunda Terkendala
Data sementara hingga Senin (24/12/2018) pukul 17.00 WIB, tercatat 373 orang meninggal dunia, 1.459 orang luka-luka, 128 orang hilang, dan 5.665 orang mengungsi.
Kerugian fisik akibat tsunami meliputi 681 unit rumah rusak, 69 unit hotel dan villa rusak, 420 unit perahu dan kapal rusak, 60 unit warung dan toko rusak, dan puluhan kendaraan rusak.
"Beberapa daerah yang sebelumnya sulit dijangkau karena akses jalan rusak dan tertutup oleh material hanyutan tsunami, sebagian sudah dapat jangkau petugas beserta kendaraan dan alat berat. Hal ini menyebabkan korban terus ditemukan oleh petugas tim SAR gabungan," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/12/2018).