JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sub Tanggap Darurat Palang Merah Indonesia (PMI) Ridwan Sobri Carman mengungkapkan, warga yang terdampak bencana tsunami di Banten membutuhkan sejumlah bantuan logistik.
Ridwan menuturkan, yang dibutuhkan korban antara lain selimut, terpal, makanan, air minum, air bersih, perlengkapan kebersihan, dan perlengkapan bayi.
"Saya rasa Banten iya masih membutuhkan bantuan, kita bawa apapun yang ada, artinya sambil menolong mereka, sambil kita penuhi kebutuhan dasarnya," kata Ridwan, saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/12/2018).
Di sisi lain, Ridwan mengungkapkan, logistik untuk penanganan di daerah Lampung masih mencukupi. Mereka masih menggunakan stok yang berada di gudang PMI di daerah tersebut.
Baca juga: Umat Kristiani di Makassar Buka Posko Bantuan Tsunami Selat Sunda di Gereja
Namun, jika dibutuhkan bantuan tambahan, Ridwan memastikan akan mengirimkannya, baik personel maupun logistik.
"Kalau kita bilang masih mencukupi sumber daya di Lampung. Mungkin kita lihat untuk beberapa hari ke depan, kalau mereka kelelahan, kita akan ke lokasi, kita tambah personel dari wilayah sini," terangnya.
Untuk saat ini, PMI sudah menurunkan 147 relawan dan 9 ambulans untuk membantu proses penanganan.
PMI Provinsi Banten juga sudah mendistribusikan 150 selimut, 100 terpal, 40 cleaning kit, 20 cangkul, 20 dus air mineral, 53 kantong mayat, dan 5 sepatu boots, untuk daerah Banten.
Kemudian, PMI juga sudah menurunkan 14 truk tangki air dengan kapasitas masing-masing 5.000 liter. Sebanyak delapan truk dikirim ke Banten, sementara sisanya untuk dioperasikan di Lampung.
Baca juga: Satu Warga Duri Selatan Tewas dalam Tsunami Selat Sunda, 5 Lainnya Luka-luka
Ridwan menambahkan, tim dokter spesialis ortopedi ditugaskan ke Banten untuk menangani korban terluka.
Berdasarkan data terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin (24/12/2018) pukul sore, korban meninggal dunia akibat bencana ini bertambah menjadi 373 orang.
Sementara, korban luka-luka berjumlah 1.459 orang dan korban yang belum ditemukan 128 orang. Sementara pengungsi mencapai 5.665 jiwa.
Kerusakan material meliputi 611 unit rumah, 69 unit hotel dan villa, 60 warung kuliner, dan 420 kapal dan perahu.