Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Ada Alat untuk Mendeteksi Letusan Gunung

Kompas.com - 24/12/2018, 10:03 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Pasca-peristiwa tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) pukul 21.27 WIB, muncul pemberitaan mengenai adanya alat untuk mendeteksi letusan gunung.

Post ini muncul setelah terjadinya tsunami yang menghantam Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan yang diduga akibat erupsi Gunung Anak Krakatau. 

Informasi ini beredar di media sosial Facebook sejak Minggu (23/12/2018).

Narasi yang beredar:

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, informasi ini beredar luas di media sosial Facebook yang berawal dari salah satu unggahan dari penggunanya.

Ia mengunggah sebuah foto yang disebut sebagai alat pendeteksi letusan gunung yang dipasang oleh pemerintah pusat di Desa Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali.

Selain itu, pada unggahan juga disebutkan bahwa alat yang harganya mencapai Rp 6 miliar itu mampu mendeteksi dua jam sebelum letusan gunung terjadi.

Baca juga: Hoaks Bencana Masih Banyak Tersebar Sepanjang 2018, Ini 6 di Antaranya

Penelusuran Kompas.com:

Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Ferdinandus Setu menegaskan bahwa unggahan tersebut adalah hoaks.

"Kominfo menemukan hoaks mengenai alat deteksi letusan gunung ini yang disebarluaskan melalui media sosial Facebook," ujar Ferdinandus kepada Kompas.com pada Minggu (23/12/2018).

Menurut Ferdinandus, hoaks ini ditemukan berdasarkan hasil penelusuran Direktorat Pengendalian Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo dengan mesin AIS (Automatic Identification System) setelah peristiwa tsunami di Pantai Barat Provinsi Banten dan Lampung Selatan.

Adapun dua peristiwa ini terjadi pada Sabtu (22/12/2018) pukul 21.27 WIB.

Dilansir dari twit Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho juga mengungkapkan bahwa unggahan tersebut termasuk hoaks.

Sutopo mengatakan bahwa alat yang terpampang dalam unggahan di Facebook itu merupakan sirine untuk memberi peringatan dini saaat ada bahaya dari letusan Gunung Agung dan tidak dapat digunakan untuk mendeteksi letusan gunung.

Selain itu, cara kerja alat tersebut mirip dengan sirine tsunami. Namun, perbedaannya yakni sirine peringatan letusan Gunung Agung dapat dipindahkan ke mana saja, sedangkan alat pendeteksi tsunami tidak bisa.

Kemudian, pihak Kominfo juga mengimbau kepada masyarakat, terutama pengguna internet dan media sosial agar tidak menyebarkan hoaks atau informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

"Jika ditemukan informasi yang tidak benar dapat segera melapor ke laman aduankonten.id atau lewat akun Twitter @aaduankonten," ujar Ferdinandus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com