Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Dua Hoaks Peristiwa Tsunami Selat Sunda, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 24/12/2018, 08:50 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peristiwa tsunami Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) malam menimbulkan duka bagi Indonesia. Namun, ada sejumlah simpang siur informasi yang terjadi pasca-bencana.

Beberapa oknum tak bertanggung jawab membuat berita bohong atau hoaks yang dapat membuat masyarakat menjadi resah.

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengonfirmasi bahwa hingga Minggu (23/12/2018) terdapat dua hoaks mengenai tsunami Selat Sunda yang mengenai beberapa wilayah, seperti Banten, Lampung, dan Serang.

Dua hoaks tersebut berisi tentang alat deteksi letusan gunung dan peringatan akan adanya bencana di akhir tahun 2018. Berikut ulasannya.

Baca juga: Kendaraan yang Kena Tsunami Banten Segera Laporkan ke Polisi

1. Alat Deteksi Letusan Gunung

Hoaks ini berawal dari salah satu unggahan akun di media sosial Facebook. Akun tersebut mengunggah sebuah foto dengan keterangan bahwa foto tersebut merupakan alat yang dapat mendeteksi letusan gunung.

Disebutkan pula, alat itu seharga 6 M, dan telah dipasang pemerintah di Selat Duda.

Berikut keterangan fotonya:

"Alat deteksi letusan gunung dipasang pemerintah pusat didesa selat duda seharga 6 m. mampu deteksi 2 jam sebelum meletus.."

Klarifikasi mengenai konten tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

Sutopo menegaskan, alat tersebut merupakan sirine untuk memberikan peringatan dini ketika ada bahaya dari letusan Gunung Agung dan tidak dapat digunakan mendeteksi letusan gunung.

Ia mengatakan, cara kerja alat tersebut mirip dengan sirine tsunami, namun alat dapat dibawa ke mana saja.

Sutopo juga menyampaikan klarifikasi tersebut di akun resmi Twitternya, @Sutopo_PN, sebagai berikut:

2. SMS Peringatan Bencana Akhir Tahun

Kabar bohong kali ini disampaikan melalui pesan singkat. Seorang oknum tak bertanggung jawab yang menggunakan nomor +6281803016426 menyebarkan informasi berisi peringatan kepada masyarakat Indonesia untuk berjaga-jaga akan adanya bencana mulai 21 Desember 2018 hingga akhir bulan Desember.

Pesan ini menyebutkan bahwa informasi tersebut disampaikan oleh anggota Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Berikut bunyi pesannya:

"Perhatian kpda warga indonesia supaya tanggal 21 sampai akhr blan dsember supaya senantiasa waspada karna akan ada bencana yg akan menimpa negara indonesia hal ini telah disampaikan oleh anggota BMKG supaya slalu berhati-hati.."

BMKG menegaskan tidak pernah mengeluarkan informasi peringatan seperti ini.

Pesan tersebut dapat dipastikan hoaks atau tidak benar.

Masyarakat diimbau untuk beraktivitas seperti biasa dan tetap memantau perkembangan cuaca terkini.

Hal tersebut juga disampaikan BMKG melalui akun resmi Twitternya, @infoBMKG, seperti berikut:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com