Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Bela Negara, Saat Bukittinggi Jadi Ibu Kota Pemerintahan Darurat RI

Kompas.com - 19/12/2018, 19:03 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perjalanan Indonesia menjadi negara yang berdaulat terbilang tak mudah meski proklamasi kemerdekaan sudah dibacakan pada 17 Agustus 1945.

Upaya Sekutu untuk melucuti senjata Jepang pasca-Perang Dunia II dimanfaatkan Belanda untuk kembali berkuasa dan menjajah Indonesia. Sejumlah pertempuran dan diplomasi dilakukan, salah satunya Perjanjian Renville pada 17 Januari 1948.

Namun, Belanda mengingkari Perjanjian Renville yang telah disepakati. Pada 19 Desember 1948, pesawat DC-3 Dakota menerjunkan pasukan dari udara menuju ibu kota Indonesia di Yogyakarta.

Pasukan Belanda disiagakan penuh untuk menyerang Kota Pendidikan itu. Pukul 05.45 delapan pesawat Jagers Belanda menyergap Pangkalan Udara Maguwo, menghancurkan pasukan AURI yang hanya mengandalkan senjata ringan.

Belanda juga mendaratkan pasukan tambahan serta perlengkapan bermotor. Pukul 09.30, Tijger Brigade dalam komando Kolonel Van Langen menyerbu Yogyakarta, 6 kilometer dari Maguwo.

Namun, dilansir dari Harian Kompas yang terbit pada 20 Desember 1998, pimpinan TNI bersama induk pasukan tidak hancur.

Panglima Besar Jenderal Sudirman, dalam kondisi sakit parah, lolos setelah pukul 08.00 mengeluarkan instruksi bahwa Yogyakarta diserang dan Angkatan Perang harus segera menjalankan rencana yang ditetapkan sebelumnya.

Baca juga: Peluncuran Uang NKRI Baru Bertepatan dengan Hari Bela Negara

Kejadian 19 Desember 1948, serbuan ke Yogyakarta untuk melibas keberadaan Republik, tak berbuntut baik. Sultan Yogyakarta Hamengku Buwono IX yang diminta jadi raja seluruh RI, menolak dan tak pernah mau keluar dari keraton.

Presiden Soekarno yang sebelumnya memimpin sidang kabinet mengirim mandat membentuk pemerintahan darurat kepada Menteri Kemakmuran Syafrudin Prawiranegara yang sedang di Bukittinggi.

Bung Karno juga mengirim radiogram kepada Soedarsono di New Delhi, India, sekitar rencana pembentukan pemerintahan pelarian. Wapres yang juga menjabat Perdana Menteri Muhammad Hatta mengirim perintah tertulis untuk tetap meneruskan perjuangan.

Ketika serbuan berlangsung, Presiden Soekarno dan Wapres Hatta, melalui RRI Yogyakarta mengeluarkan maklumat.

"Belanda mungkin dapat merebut beberapa tempat penting namun tidak mungkin mematahkan semangat perjuangan," kata Bung Karno.

Bukittinggi jadi pilihan

Kota Bukittinggi dikenal memiliki banyak cerita historis. Di tempat ini juga Kaum Padri mencoba melakukan perlawanan kepada kubu Belanda.

Pada masa pendudukan Jepang, Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pengendalian pemerintahan militernya untuk kawasan Sumatera, bahkan sampai ke Singapura dan Thailand.

Kota ini menjadi tempat kedudukan komandan militer ke-25 Kempetai, di bawah pimpinan Mayor Jenderal Hirano Toyoji.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com