JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan pembekalan kepada ratusan Caleg DPR RI. Pembekalan dilakukan di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (19/12/2018) sore.
Dalam sambutannya, Airlangga meminta seluruh caleg untuk memanfaatkan perkembangan teknologi dan big data sebagai cara meraup suara masyarakat.
Dalam acara itu juga dihadirkan konsultan untuk mempresentasikan bagaimana para caleg Golkar bisa menggunakan teknologi berbasis data.
“Kita ingin caleg-caleg Golkar dapat memanfaatkan big data dan perkembangan teknologi microsite untuk pemenangan di Pileg mendatang,” kata Airlangga.
Baca juga: Ini Tantangan Pemilu 2019 Bagi Golkar
Airlangga mengatakan, DPP dan Bapilu Golkar telah melakukan konsolidasi selama tujuh minggu terkahir. DPP Golkar juga sudah membuat alat peraga kampanye (APK) yang rencananya akan dibagikan mulai Desember 2018 dan Januari 2019.
Sebagian APK itu sudah didistribusikan ke sejumlah daerah, khususnya di daerah Indonesia Timur.
"Total 1,6 juta (APK). Termasuk kerudung 1.000, sarung 500, sebagian di wilyah Timur sudah kita bagikan, Papua, NTT, Maluku,” ujar Menteri Perindustrian itu.
Menurut Airlangga, APK tersebut didesain bukan hanya untuk mengkampanyekan Golkar, melainkan juga untuk membranding Presiden Joko Widodo bahwa pemilih Golkar harus memilih Jokowi.
Baca juga: Target Golkar, 95 Persen Kader Pilih Jokowi-Maruf di Pilpres
“Ini kaitan untuk mengampanyekan selain Golkar juga untuk branding Pak Jokowi. Hari ini sudah 75 persen pemilih Golkar memilih Jokowi," ungkap Airlangga.
Airlangga menambahkan, DPP Golkar juga sudah memberikan surat edaran kepada seluruh caleg Golkar untuk merekrut saksi-saksi. Nantinya, kata Airlangga, Golkar akan memberikan dana bantuan untuk saksi sebesar Rp 100 ribu perorang untuk 805.000 TPS di Indonesia.
“Rekrutmen saksi DPP akan biayai 1 saksi di 805 ribu TPS. Jadi 1 orang Rp 100 ribu,” ujarnya.
Dalam acara pembekalan caleg DPR Golkar ini, turut hadir Sekjen Golkar Lodewijk F Paulus dan sejumlah elite Golkar lainnya seperti Rizal Malarangeng dan Ahmad Doli Kurnia.