Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Prediksi Indonesia Punah, Ini Respons Kubu Jokowi-Ma'ruf

Kompas.com - 18/12/2018, 18:25 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa pernyataan yang bernada mengancam dalam dunia politik akan berdampak tidak baik bagi masyarakat.

Hal itu diungkapkan Hasto saat ditanya tanggapannya terkait pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Prabowo memprediksi Indonesia akan punah jika dirinya kalah dalam Pilpres 2019 mendatang.

"Ya rakyat tahu lah, ancam mengancam itu kan tidak baik dalam politik," ujar Hasto saat ditemui di kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/12/2018).

Baca juga: Wiranto Anggap Pernyataan Prabowo soal Indonesia Punah sebagai Ancaman Serius

Sekjen PDI-P itu menuturkan bahwa politik seharusnya mendidik dan memberdayakan masyarakat, bukan mengancam atau menakut-nakuti.

"Politik itu mendidik, politik itu memberdayakan, politik itu berpihak. Bukan mengancam, bukan menakut-nakuti," kata Hasto.

Sementara, Hasto menilai para elite yang dimaksud Prabowo termasuk juga para elite yang berkuasa pada zaman kepemimpinan Presiden Soeharto.

Seperti diketahui Prabowo merupakan mantan menantu Presiden Soeharto. Prabowo pernah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) dan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) saat Presiden Soeharto berkuasa.

"Ya berarti beliau mengakui itu termasuk zaman Pak Harto (Presiden Soeharto). Ya bagus kalau sudah mengakui," tutur Hasto.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai Indonesia akan punah sebab para elite saat ini telah gagal dalam menjalankan amanah rakyat.

Prabowo mengatakan, selama puluhan tahun para elite telah membawa Indonesia ke arah yang keliru. Oleh sebab itu, tidak heran jika Indonesia tumbuh sebagai negara yang lemah.

Hal itu ia katakan saat berpidato pada Konferensi Nasional Partai Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC), Jawa Barat, Senin (17/12/2018).

"Elite Indonesia selalu mengecewakan, selalu gagal menjalankan amanah dari rakyat Indonesia. Sudah terlalu lama elite yang berkuasa puluhan tahun, sudah terlalu lama mereka memberi arah keliru, sistem yang salah," ujar Prabowo seperti dikutip dari akun YouTube Gerindra TV.

Baca juga: Wiranto Tantang Prabowo Pertaruhkan Rumah soal Pernyataan Indonesia Punah

"Dan saya katakan, bahwa sistem ini kalau diteruskan akan mengakibatkan Indonesia lemah. Indonesia semakin miskin dan semakin tidak berdaya bahkan bisa punah," kata Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Prabowo pun meminta seluruh kader Partai Gerindra untuk berjuang dalam memenangkan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019.

Di sisi lain, kata Prabowo, rakyat sangat menginginkan perubahan dan pemerintahan yang bersih dari korupsi.

"Karena itu kita tidak bisa kalah. Kita tidak boleh kalah. Kalau kita kalah, negara ini bisa punah," ucap Prabowo.

Kompas TV Jelang Pilpres 2019 perebutan suara di wilayah Jawa Tengah semakin sengit, Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi memindahkan posko pemenangannya di beberapa wilayah Jawa Tengah diantaranya Semarang, Solo dan sekitarnya. Bahkan sebagian wilayah Jawa Timur pun turut diincar Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo – Sandi. Lalu seberapa efektifkah langkah pemindahan posko pemenangan ini? akankah Prabowo-Sandi akan mendulang suara di kandang Banteng? Sapa Indonesia Pagi akan membahasnya bersama para narasumber kami yang telah hadir di studio, ada ketua DPP PDI-Perjuangan Nusyirwan Soejono, analis politik UNI Syarif Hidayatullah Gun Gun Heryanto dan melalui sambungan telepon sudah terhubung dengan juru bicara badan pemenangan nasional Prabowo-Sandi, Andre Rosiade.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-Serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-Serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com