Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Subkhi Ridho
Pendidik dan Peneliti Sosial-Keagamaan

Wakil Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Inggris Raya periode 2018-2019, pendidik dan peneliti sosial-keagamaan.

Muhammadiyah dan Nasionalisme di Era 4.0

Kompas.com - 16/12/2018, 21:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"SAYA telah terpukau dengan KH Ahmad Dahlan. Saya sudah menjadi anggota resmi Muhammadiyah dalam tahun 1938”, ujar Bung Karno.

Kedekatan Bung Karno dengan Muhammadiyah, ia mulai sejak usia 15 tahun, pada saat berjumpa dengan KH Ahmad Dahlan di rumah HOS Tjokroaminoto. Semangat modernitas yang diajarkan Kiai Dahlan melalui Muhammadiyah sungguh membuat Bung Karno jatuh hati terhadap organisasi Islam modern tertua di republik ini.

Semangat modernitas Muhammadiyah itu mewujud dalam dua istilah yang mampu melampaui zamannya, yakni: ghirah rasionalitas dan bersifat dinamis. 

Modernitas itu menunjukkan progresifitas. Itulah yang dibawa Kiai Dahlan kepada umat Islam periode kedua awal-awal abad ke-20.

Melihat kondisi umat Islam kala itu yang sangat terbelakang dari segala sisi: pendidikan, kesehatan, ekonomi, yang berakibat suburnya kebodohan, kehinaan, kemiskinan yang dapat dilihat secara kasat. Hal ini membuat Kiai Dahlan terpanggil untuk berbuat sesuatu kepada umat.

Pada saat Indonesia sebagai bangsa-negara (nation-state) belum terbentuk, Kiai Dahlan sudah memikirkan umat yang jauh dari kata maju, akibat berada di bawah tekanan VOC yang sangat menghisap rakyat jelata.  

Spirit berkemajuan dalam jiwa modernitas kala itu mampu menggugah jamaah Muhammadiyah untuk mendirikan Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO- saat ini PKU), lembaga pendidikan sebagaimana yang dilakukan oleh umat Katolik maupun oleh Taman Siswa.

Salah satu tujuan awal didirikannya Muhammadiyah oleh Kiai Dahlan yakni untuk: “Terwudjudnja masjarakat Islam jang sebenar-benarnja”. Masyarakat yang berorientasi pada kemajuan umat, bangsa, dan manusia pada umumnya.

Sungguh merupakan visi yang jauh ke depan sehingga tidak ada lagi umat yang terbelakang secara pengetahuan akibat minimnya akses terhadap dunia pendidikan baik formal, nonformal, maupun informal. 

Kualitas manusia itu pada dasarnya tergantung pada pendidikan yang dimilikinya. Semakin luas jangkauan pendidikan seseorang maka semakin mudah untuk berkompetisi secara positif di dunia yang makin mengecil ini.     

Muhammadiyah dan Pendidikan

Muhammadiyah berkonsentrasi pada lembaga pendidikan secara total, profesional, terstruktur dari tingkat PAUD, dasar, menengah hingga perguruan tinggi. Hingga saat ini tercatat memiliki 7.651 sekolah/madrasah dan 177 perguruan tinggi, yang tersebar di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal yang jauh dari pusat-pusat ekonomi, politik di negeri ini.

Berikutnya yaitu concern terhadap bidang kesehatan dibuktikan dengan dimilikinya 475 rumah sakit (PKU) serta bidang kesejahteraan lainnya yakni panti asuhan sebanyak 318, 54 panti jompo, dan 82 tempat rehabilitasi cacat. 

Angka-angka di atas bukan sekadar statistik semata. Hal tersebut membuktikan bahwa Muhammadiyah mendedikasikan dirinya untuk terlibat secara aktif mewujudkan cita-cita dan tujuan besar Indonesia didirikan. Sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945, "...untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa...".

Etos kerja, inilah yang selalu ditanamkan oleh Kiai Dahlan kepada warga Muhammadiyah di manapun dengan pesannya: “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah”.

Motto Muhammadiyah lainnya yaitu: Sedikit bicara banyak bekerja” dan “Siapa menanam mengetam”. Pesan tersebut menjadi pelecut bagi warga Muhammadiyah untuk mengabdikan diri sesuai dengan kapasitasnya masing-masing untuk bangsa dan negara Indonesia. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com