Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Supit Urang, Taktik Sudirman Usir Belanda dan Sekutu dari Ambarawa..

Kompas.com - 15/12/2018, 15:37 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap 15 Desember diperingati sebagai Hari Juang Kartika untuk mengenang pertempuran pasukan infanteri Tentara Kemananan Rakyat (TKR) dan laskar rakyat melawan pasukan Sekutu di Ambarawa pada 1945.

Peringatan untuk mengenang Palagan Ambarawa ini awalnya bernama Hari Infanteri. Namun, pada 1999 muncul Keputusan Presiden RI Nomor 163/1999 untuk mengganti nama Hari Infanteri menjadi Hari Juang Kartika.

Peristiwa militer yang terjadi di Ambarawa begitu penting dalam sejarah militer Indonesia lantaran pasukan TKR dan laskar rakyat berhasil memukul mundur Belanda dan Sekutu.

Kemenangan TKR tercatat sebagai kemenangan pertama institusi militer Indonesia pasca-kemerdekaan.

Kejadian berawal dari kedatangan pasukan Sekutu dan NICA Belanda untuk melucuti tentara Jepang. Namun, Belanda diketahui ingin mengembalikan Indonesia menjadi negara jajahannya.

Berbagai insiden mulai dilakukan seperti pengibaran bendera Belanda, penyerangan Sekutu terhadap markas-markas TKR, penyiksaan dan pembunuhan terhadap rakyat sipil.

Akibatnya, muncul semangat nasionalisme dan patriotisme seluruh rakyat Indonesia untuk mengusir Sekutu dari Ambarawa. TKR dan laskar rakyat mulai melakukan perlawanan ke berbagai daerah di sekitar Ambarawa.

Tiga batalyon dari Resimen Kedu, enam dari Purwokerto, tujuh dari Yogyakarta, satu resimen gabungan dari Solo dan empat batalyon Divisi Salatiga diturunkan.

Namun karena peralatan yang digunakan Sekutu lebih modern, mereka bisa sedikit menghalau serangan dari pihak Indonesia.

Baca juga: Hari Juang Kartika, Mengenang Palagan Besar di Ambarawa

Strategi "Supit Urang"

Ketika mendengar Letkol Isdiman meninggal, Jenderal Besar Sudirman yang saat itu menjabat kolonel menuju Ambarawa. Jiwa Kolonel Sudirman sebagai Komandan Divisi V terpanggil untuk turun ke medan pertempuran.

Pada 11 Desember 1945, seluruh komando pasukan TKR dan laskar rakyat di bawah kendali Sudirman. Saat itu, Sudirman mulai memperkenalkan dan membuat rencana untuk melakukan taktik baru dalam pertempuran ini, yakni cepat, cerdik, serentak di segala sektor dengan menggunakan taktik dan strategi “Supit Urang”.

Dilansir dari situs resmi Komando Daerah Militer (Kodam) XIV Hasanuddin, taktik Supit Urang dilakukan dengan gerakan pendobrakan oleh pasukan pemukul dari arah Selatan dan Barat ke arah Timur menuju Semarang.

Gerakan tersebut diikuti dengan gerakan penjepitan dari kanan dan kiri sebagaimana halnya seekor udang menjepit mangsanya, untuk selanjutnya supit bertemu di bagian luar Ambarawa ke arah Semarang.

Untuk menjalankan taktik ini digunakan empat kelompok yang terdiri dari beberapa pasukan dengan tujuan musuh benar-benar dalam kondisi terkurung dan komunikasi dengan pusat terputus.

Baca juga: Monumen Palagan Ambarawa dan Baret Hijau Infanteri...

Kolonel Sudirman menggunakan beberapa tempat di dataran tinggi seperti Bawen, Lemahabang, Bandungan, Tuntang, Banyubiru, Ngampin, Jambu, Kelurahan dan Baran sebagai tempat menggempur musuh.

Pertempuran Ambarawa yang berlangsung dari tanggal 12 sampai 15 Desember 1945 berhasil memukul mundur sekutu dari Ambarawa.

Heroisme yang ditunjukkan TKR dan Laskar dengan senjata dan peralatan seadanya didukung dengan Taktik Supit Urang berhasil secara gilang gemilang mengusir sekutu dari Ambarawa.

Peristiwa itu menjadi bukti efektifitas dari taktik yang digunakan oleh Sudirman di medan pertempuran. Keberhasilan ini menjadikan Kolonel Sudirman mendapatkan pangkat Jenderal dari Presiden Soekarno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com