Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Natal dan Tahun Baru, Polisi Razia “Zona Merah” Peredaran Narkoba

Kompas.com - 14/12/2018, 15:49 WIB
Reza Jurnaliston,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian akan melakukan razia dan operasi di wilayah-wilayah 'zona merah' tempat masuknya peredaran narkotika jaringan internasional jelang natal dan tahun baru.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Eko Daniyanto menuturkan, pihaknya telah melakukan mapping daerah mana saja yang masuk dalam “zona merah” itu.

“Tetap melakukan tindakan preventif melaksanakan operasi dan razia semua tergelar tidak ada waktu yang ditentukan dan 3 atau 4 hari sebelum natal dan tahun baru melaksanakan razia serentak seluruh jajaran,” tutur Eko di Kantor Tindak Pidana Narkoba Bariskrim, Mabes Polri, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (14/12/2018).

Eko memaparkan, menjelang tahun baru pihaknya juga sudah melakukan analisa daerah “zona merah” peredaran narkotika.

Baca juga: Risiko di Balik Penjualan Blangko E-KTP, Dipakai Transaksi Narkoba hingga Koruptor

“Pesisir pantai timur Sumatera dari Aceh sampai Lampung ini zona merah, kemudian zona merah kedua adalah Kalimantan,” tutur Eko.

Zona merah di Pulau Kalimantan terdiri dari Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Barat.

Lalu, “zona merah” ketiga adalah wilayah Bali. Menurut Eko, peredaran narkotika di Bali masuknya dari Sumatera dan Kalimantan yang dikirim ke Jawa sampai dengan ke Sulawesi.

Baca juga: BNN Temukan Narkoba Jenis Baru Ganja Cair Kiriman dari Jerman

Sementara, lanjut Eko, yang menjadi wilayah abu-abu dalam peredaran narkotika adalah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.

“Di mana mereka (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara) dapat kiriman bisa langsung dari Filipina maupun Malaysia ataupun kiriman dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara,” tutur Eko.

Pembenahan Sumber Daya Manusia dan IT

Ke depan, tutur Eko, pihaknya akan melakukan pelatihan keterampilan sumber daya manusia dan teknologi informasi (IT) bagi seluruh jajarannya.

“Kita minta penambahan alat utama yang canggih,” kata Eko.

Ketika ditanya seperti apakah alat canggih itu, Eko enggan membeberkannya.

“Pokoknya itu (alat) bisa saya andalkan di laut, kalau di darat kita sudah hebat,” ujar Eko.

Selain itu, Eko mengatakan, pihaknya akan meningkatkan kerja sama dengan negera-negara lain untuk mengantisipasi peredaran narkotika ke Indonesia. Negera-negara tersebut seperti, Belanda, Amerika, Autralia, Jepang, Korea, Mynmar, Vietnam, Malaysia, China dan Taiwan.

“Tahun depan kita akan perkuat lagi kerja sama dengan negara-negara lain, hususnya kepolisian khusus narkotika,” kata Eko.

Diberitakan sebelumnya, Kepolisian telah mengungkap sindikat pengedar narkoba jaringan Indonesia-Malaysia dengan barang bukti 22 kilogram sabu kristal putih.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com