JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf
min, Ace Hasan Syadzily, mengatakan, dampak yang dihasilkan dari kampanye hitam melalui tabloid Obor Rakyat masih ada sampai sekarang.
Isu keterkaitan Jokowi dengan PKI yang dihembuskan tabloid tersebut jelang Pemilihan Presiden 2014 lalu masih berhembus sampai sekarang.
"Sampai sekarang belum mampu mengubah persepsi publik terhadap berita yang ada di Obor Rakyat tersebut. Artinya pengaruh tabloid Obor Rakyat sampai saat ini masih ada," ujar Ace di Kantor Populi Center, Jalan Letjen S Parman, Kamis (13/12/2018).
Baca juga: Timses Jokowi Tak Akan Laporkan La Nyalla ke Polisi soal Fitnah PKI
Isu tersebut terus menerus dihembuskan. Ace mengatakan sulit untuk menghilangkan isu yang sudah berkembang dari mulut ke mulut.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf memiliki data bahwa ada 5 sampai 6 persen masyarakat yang percaya bahwa Jokowi antek komunis.
Baca juga: Timses Jokowi: Pengakuan La Nyalla Buktikan Isu PKI Terus Diembuskan
Oleh karena itu, Jokowi pun sudah mulai menjawab tuduhan itu dalam beberapa kesempatan. Jokowi menjelaskan bahwa itu semua adalah kabar bohong yang tak perlu dipercaya.
"Pak Jokowi perlu mengklarifikasi itu supaya masyarakat di daerah yang dikunjungi Pak Jokowi bisa mengetahui bahwa itu adalah hoax," ujar Ace.
Salah satu bukti bahwa itu hoaks adalah pengakuan mantan Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) La Nyalla Matalitti. La Nyalla mengaku sebagai salah satu penyebar Obor Rakyat di Jawa Timur.
Baca juga: La Nyalla Akui Jokowi PKI Hanya Karangan, Ini Kata Airlangga Hartarto
Posisi La Nyalla yang dulu merupakan pendukung Prabowo memperkuat kesimpulan bahwa isu ini dibuat demi kontestasi Pilpres.
"Faktanya adalah bahwa Pak La Nyalla mengakui dan kita tahu Pak La Nyalla pada Pilpres 2014 lalu dia menjadi salah satu penggerak utama Prabowo-Hatta," kata dia.