JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy menilai tidak mudah mengubah pola dukungan masyarakat di Provinsi Jawa Tengah.
Dia mencontohkan Partai Demokrat yang sudah memenangkan Pileg pada 2009 dan Pilpres pada 2004 dan 2009, tetapi tidak mampu menang di Jawa Tengah.
"Kita tahu persis ketika Demokrat berkuasa selama 10 tahun, tidak mampu menjadi pemenang di Jawa Tengah," ujar Romi, sapaannya, di kompleks parlemen, Kamis (13/12/2018).
Romi menanggapi rencana pemindahan markas perjuangan calon wakil gubernur Sandiaga Uno ke Jawa Tengah.
Baca juga: TKN Jokowi: Sekalipun Sandiaga Pindah Markas ke Jateng, Kami Bisa Ambil Basis Suara Mereka
Romi mengatakan sejak dulu Provinsi Jawa Tengah sudah memiliki kedekatan ideologis dengan PDI-P, Partai Golkar, dan Partai Kebangkitan Bangsa. PDI-P juga memenangkan suara warga jawa tengah dalam beberapa kali pemilu.
Romi mengatakan, partai-partai tersebut kini bersatu memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019. Oleh karena itu, dia yakin memenangkan Jawa Tengah yang merupakan basis partai pendukung Jokowi-Ma'ruf bukan hal yang mudah.
Dia juga menilai tidak tepat jika kubu Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengacu pada dukungan yang diterima Sudirman Said dalam Pilkada Jawa Tengah.
Romi mengingatkan Sudirman mendapatkan dukungan sebesar 41 persen karena berpasangan dengan Ida Fauziyah yang merupakan kader PKB.
Baca juga: Timses Jokowi: Merah, Kuning, Hijau Solid, Suara Rakyat Jateng Tak Akan Pindah
"Nah sementara kan hari ini PKB berada di pihak Pak Jokowi. Terlebih PPP yang punya kekuatan nomor 5 di sana juga bersama dalam koalisi," kata Romi.
Sebelumnya, Direktur Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said, menuturkan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan untuk memindahkan markas perjuangan Sandiaga ke Jawa Tengah.
Dengan demikian, kata Sudirman, Sandiaga akan lebih mudah mengatur strategi pemenangan pada sisa masa kampanye.