JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Hukum dari Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadli Ramadhanil mengatakan, selama 2,5 bulan masa kampanye, pasangan calon presiden dan wakil presiden lebih banyak memunculkan sensasi ketimbang substansi.
Kedua pasangan calon dinilai belum menghadirkan kampanye yang substansial, dengan memaparkan program-program mereka.
Menurut dia, yang ditampilkan para calon baru pada tataran kulit pemilu.
"Kampanye itu ada dua unsur, substansi dan sensasi. Yang terlihat saat ini justru sensasinya yang jauh lebih banyak, substansinya enggak ada," kata Fadli dalam sebuah diskusi publik di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu (12/12/2018).
Ia menyebutkan, sejatinya kampanye memberikan informasi mengenai program yang ditawarkan calon pemimpin.
Fadli menyayangkan jika ruang publik hanya diisi dengan isu-isu sensasional dan tak substansial. Sementara, ruang kampanye yang disediakan sebenarnya cukup bagi pasangan calon untuk memaparkan program-programnya.
"Kita berharap, sudah 2,5 bulan (kampanye), boleh mengisi ruang kampanye dengan substansi dan ide agar lebih bermanfaat untuk masyarakat," ujar Fadli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.