Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Bulan Masa Kampanye, Capres Dinilai Terjebak Isu Sensasional

Kompas.com - 06/12/2018, 20:51 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama dua bulan masa kampanye Pilpres 2019, kedua pasangan capres-cawapres dinilai belum menampilkan kontestasi terkait program atau gagasan yang ditawarkan.

Peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia Denny JA (LSI) Rully Akbar menuturkan, hingga saat ini baik tim kampanye pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, masih berkutat pada isu-isu sensasional dan tidak substantif.

Padahal, ia melihat kedua pasangan calon memiliki program yang diprediksi dapat menambah elektabilitas.

"Kedua pasangan capres-cawapres sebenarnya mempunyai program yang disukai dan sangat bisa menambah elektabilitas. Tapi tim kampanye kurang mengangkat program itu," ujar Rully di kantor LSI, Jakarta Timur, Kamis (6/12/2018).

Baca juga: Survei LSI: Publik Tahu Program Jokowi-Maruf tetapi Tak Membicarakan

Rully menilai hingga saat ini pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin belum mengkampanyekan program secara maksimal.

Pasalnya seluruh program yang ditawarkan, tidak ada satupun yang menjadi pembicaraan dan ramai diberitakan oleh media massa.

Berdasarkan hasil survei LSI pada 10 hingga 19 November 2018, terdapat enam program pasangan Jokowi-Ma'ruf yang telah diketahui oleh masyarakat. Rata-rata di atas 50 persen responden mengetahui keenam program Jokowi-Ma'ruf.

Keenam program tersebut adalah Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, beras sejahtera, Program Keluarga Harapan, pembangunan infrastruktur dan pembagian sertifikat tanah.

Namun keenam program tersebut tidak masuk dalam daftar isu yang ramai diberitakan media maupun dibicarakan di media sosial. Begitu juga dengan pasangan Prabowo-Sandiaga.

Menurut Rully, dari 1.200 responden yang disurvei, tidak sampai 30 persen yang mengaku pernah mendengar atau mengetahui lima program Prabowo-Sandiaga.

Baca juga: Survei LSI: Program Prabowo-Sandiaga Belum Banyak Didengar Publik

Kelima program tersebut adalah program OK OCE dinasionalkan, Gerakan Emas atau Emak-emak dan Anak Minum Susu, program terkait larangan impor, program menaikkan gaji PNS dan pengangkatan guru honorer.

"Program-program Prabowo-Sandiaga tersebut tidak masuk dalam hot issue. Ini kekurangannya, tidak masuk dalam debat program tapi lebih kepada hal-hal yang lebih sensional," kata Rully.

Sementara, berdasarkan data strategic room LSI Denny JA, ada 10 isu yang ramai di media sosial dan pemberitaan media. Online, yakni:

1. Hoaks Ratna Sarumpaet

2. Pembakaran bendera

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com