Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompolnas Dorong Polri Dirikan Polres dan Polsek di Nduga Papua

Kompas.com - 05/12/2018, 18:34 WIB
Reza Jurnaliston,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com-Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendorong, Kepolisian RI untuk membentuk Kepolisian Resor (Polres) dan Kepolisian Sektor (Polsek) di Kabupaten Nduga.

Hal itu dilakukan untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat di Nduga pasca-insiden pembantaian yang dilakukan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB).

“Belum ada Polres dan hanya satu Polsek di (Distrik) Kenyam yang baru dinaikkan statusnya dari Polisi Sub Sektor menjadi Polsek dengan 15 anggota Polri,” ujar Sekretaris Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Bekto Suprapto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/12/2018).

Bekto menuturkan, pelayanan terkait kepolisian masih dilakukan Polres Jaya Wijaya di Wamena yang jaraknya sangat jauh dari Kabupaten Nduga.

Baca juga: Bahas Pembantaian di Nduga Papua, DPR Akan Undang Panglima TNI dan Kapolri

Polri, kata Bekto, perlu mengusulkan ulang pendirian Polres Nduga dan Polsek di tujuh distrik yang belum terlayani.

“Usulan oleh Mabes Polri tentu sudah pernah dilakukan (Polres dan Polsek di Kabupaten Nduga) perlu diulang lagi karena kebutuhan keamanan yang mendesak. Nduga bukan satu-satunya kabupaten yang belum ada Polresnya,” tutur Bekto.

Bekto menjelaskan, untuk memutuskan berdirinya polres tidak cukup diputuskan Kapolri, tetapi harus diusulkan dan disetujui oleh tiga Kementerian. Kementerian tersebut adalah Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kemen PAN RB.

Bekto pun meminta, Polda Papua untuk menangkap para pelaku dan diproses secara hukum.

Di sisi lain, Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen (Pol.) Martuani Sormin saat dihubungi menjelaskan, ada penolakan dari masyarakat Papua untuk keberadaan TNI dan Polri.

“Mindsetnya jangan dipikir di Jawa, ini di Papua yang masih patuh kepada hukum adat dan lain sebagainya,” kata Martuani.

Martuani mengatakan, ke depan akan dipikirkan membentuk polres dan polsek di sejumlah distrik Kabupaten Nduga demi mewujudkan keamanan dan ketertiban.

“Kita kan perlu berbicara dengan Pemerintah Daerah, kita akan isi pos-pos disitu. Kita akan buat Polsek disana (Kabupaten Nduga),” ujar Martuani.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, personel Polri dan TNI saat ini sudah mulai mengejar kelompok bersenjata yang membunuh 20 orang di Kabupaten Nduga, Papua, Minggu (2/12/2018).

Baca juga: Komnas HAM Papua Gelar Aksi Bakar Lilin #Save Nduga

Hal itu dikatakan Kapolri dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/12/2018).

"Saat ini kami sudah kirim tim gabungan TNI-Polri, dipimpin langsung Pak Kapolda dan Pangdam sudah bergerak ke sana," ujar Tito.

Polri sudah mendapatkan informasi bahwa kelompok bersenjata tersebut merupakan kelompok Egianus Kogoya.

Tito mengatakan, kekuatan kelompok bersenjata itu diperkirakan tidak banyak, sekitar 40 hingga 50 orang.

Kompas TV Komnas HAM mengecam keras penyerangan olehkelompok bersenjata terhadap pekerja proyekjalan Trans Papua di Nduga, Papua yang menewaskan 19 orang. Komnas HAM meminta aparat penegak hukum bertindak tegas menangkap para pelaku dan pemerintah memastikan perlindungan dan menanggung biaya pemulihan fisik atau non fisik terhadap para korban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com