JAKARTA, KOMPAS.com-Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendorong, Kepolisian RI untuk membentuk Kepolisian Resor (Polres) dan Kepolisian Sektor (Polsek) di Kabupaten Nduga.
Hal itu dilakukan untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat di Nduga pasca-insiden pembantaian yang dilakukan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB).
“Belum ada Polres dan hanya satu Polsek di (Distrik) Kenyam yang baru dinaikkan statusnya dari Polisi Sub Sektor menjadi Polsek dengan 15 anggota Polri,” ujar Sekretaris Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Bekto Suprapto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/12/2018).
Bekto menuturkan, pelayanan terkait kepolisian masih dilakukan Polres Jaya Wijaya di Wamena yang jaraknya sangat jauh dari Kabupaten Nduga.
Baca juga: Bahas Pembantaian di Nduga Papua, DPR Akan Undang Panglima TNI dan Kapolri
Polri, kata Bekto, perlu mengusulkan ulang pendirian Polres Nduga dan Polsek di tujuh distrik yang belum terlayani.
“Usulan oleh Mabes Polri tentu sudah pernah dilakukan (Polres dan Polsek di Kabupaten Nduga) perlu diulang lagi karena kebutuhan keamanan yang mendesak. Nduga bukan satu-satunya kabupaten yang belum ada Polresnya,” tutur Bekto.
Bekto menjelaskan, untuk memutuskan berdirinya polres tidak cukup diputuskan Kapolri, tetapi harus diusulkan dan disetujui oleh tiga Kementerian. Kementerian tersebut adalah Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kemen PAN RB.
Bekto pun meminta, Polda Papua untuk menangkap para pelaku dan diproses secara hukum.
Di sisi lain, Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen (Pol.) Martuani Sormin saat dihubungi menjelaskan, ada penolakan dari masyarakat Papua untuk keberadaan TNI dan Polri.
“Mindsetnya jangan dipikir di Jawa, ini di Papua yang masih patuh kepada hukum adat dan lain sebagainya,” kata Martuani.
Martuani mengatakan, ke depan akan dipikirkan membentuk polres dan polsek di sejumlah distrik Kabupaten Nduga demi mewujudkan keamanan dan ketertiban.
“Kita kan perlu berbicara dengan Pemerintah Daerah, kita akan isi pos-pos disitu. Kita akan buat Polsek disana (Kabupaten Nduga),” ujar Martuani.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, personel Polri dan TNI saat ini sudah mulai mengejar kelompok bersenjata yang membunuh 20 orang di Kabupaten Nduga, Papua, Minggu (2/12/2018).
Baca juga: Komnas HAM Papua Gelar Aksi Bakar Lilin #Save Nduga
Hal itu dikatakan Kapolri dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/12/2018).
"Saat ini kami sudah kirim tim gabungan TNI-Polri, dipimpin langsung Pak Kapolda dan Pangdam sudah bergerak ke sana," ujar Tito.
Polri sudah mendapatkan informasi bahwa kelompok bersenjata tersebut merupakan kelompok Egianus Kogoya.
Tito mengatakan, kekuatan kelompok bersenjata itu diperkirakan tidak banyak, sekitar 40 hingga 50 orang.