Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Prioritas TNI dalam Pengejaran KKB dan Penyelamatan Korban di Nduga Papua

Kompas.com - 05/12/2018, 16:41 WIB
Reza Jurnaliston,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan, Tim Satuan Tugas TNI-Polri berhasil menduduki Distrik Mbua pada Selasa (4/12/2018) pukul 07.00 WIT.

Di wilayah ini, petugas melakukan penyelamatan dan mengevakuasi korban.

Aidi mengatakan, ada 6 orang yang berhasil melarikan diri dari pembantaian yang dilakukan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) ke arah Distrik Mbua.

Dua orang di antaranya belum ditemukan. Sementara, 4 orang selamat setelah diamankan oleh anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet di Mbua.

“Kami dahulukan tindakan kemanusiaan nanti setelah itu baru operasi selanjutnya. Itu merupakan yang kami utamakan dari pihak TNI,” ujar Aidi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/12/2018).

Aidi menjelaskan, karyawan PT Istaka Karya berinisial JA mengisahkan kronologis kejadian embantaian yang dilakukan oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB).

Baca juga: Soal Jumlah Korban Pembunuhan KKB di Nduga Papua, Ini Kata TNI

JA berhasil kabur dari pembantaian yang dilakukan KKSB dan telah dievakuasi personil gabungan TNI-Polri.

“Sesuai laporan yang disampaikan oleh saksi korban itu ada 19 orang yang meninggal dunia,” kata Aidi.

Aidi mengatakan, menurut kesaksian JA, peristiwa pembantaian terjadi pada Sabtu (1/12/2018). Hari itu merupakan peringatan hari kemerdekaan Organisasi Papua merdeka (OPM).

Saat itu, seluruh karyawan PT Istaka Karya memutuskan untuk tidak bekerja lantaran ada upacara peringatan dan dimeriahkan dengan upacara bakar batu bersama masyarakat.

“Sekitar pukul 15.00 WIT, kelompok KKSB mendatangai kamp PT Istaka Karya. Mereka memaksa seluruh karyawan sejumlah 25 orang untuk keluar dan digiring menuju Kali Karunggame dalam kondisi tangan terikat,” kata Aidi.

Baca juga: 6 Fakta Pembantaian Pekerja di Nduga Papua, Instruksi Jokowi hingga Dalang Penembakan

Aidi mengatakan, menurut keterangan JA, terdapat kurang lebih 50 orang KKSB bersenjata campuran standar militer yang menggiring karyawan PT Istaka Karya.

Pada Minggu (2/12/2018) pukul 07.00 WIT, seluruh pekerja itu dibawa berjalan kaki dalam keadaan tangan terikat menuju bukit puncak Kabo.

Di tengah jalan mereka dipaksa berbaris dengan formasi lima deret dalam keadaan jalan jongkok.

Kemudian, kata Aidi, KKSB langsung menembaki para pekerja tersebut. Sebagian pekerja yang ditembak mati di tempat, sebagian lagi pura-pura mati dengan terkapar di tanah.

Para anggota KKSB itu lalu meninggalkan para korban dan melanjutkan perjalanan menuju bukit Puncak Kabo.

Baca juga: Elite Diminta Tak Politisasi Pembantaian Pekerja di Nduga Papua

Aidi mengatakan, sebanyak 11 orang karyawan yang pura-pura mati itu berusaha bangkit kembali dan melarikan diri. Namun, tindakan mereka terlihat oleh KKSB sehingga mereka dikejar dan akhirnya lima orang tertangkap dan dibunuh dengan secara keji menggunakan senjata tajam oleh KKSB.

Enam orang lainnya berhasil lari ke arah Mbua. Sebanyak dua orang belum ditemukan, sedangkan empat orang termasuk JA selamat setelah diamankan oleh anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet di Mbua.

Pos TNI diserang KKSB

Pada Senin (3/12)/2018) sekitar pukul 05.00 WIT, Pos TNI 755/Yalet tempat korban diamankan diserang oleh KKSB yang bersenjata standar militer dengan campuran panah dan tombak.

Aidi mengatakan, serangan diawali dengan pelemparan batu ke arah pos sehingga salah seorang anggota yonif 755/Yalet, Serda Handoko, membuka jendela dan kemudian tertembak hingga meninggal dunia.

Baca juga: Komnas HAM Dorong Transparansi Penanganan Kasus Pembantaian Pekerja di Nduga Papua

Anggota pos TNI, kata Aidi, membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak dari pukul 05.00 WIT hingga 21.00 WIT.

“Karena situasi tidak berimbang dan kondisi medan yang tidak menguntungkan, maka pada 4 Desember pukul 01.00 WIT, Danpos (Komandan Pos) memutuskan untuk mundur mencari medan perlindungan yang lebih menguntungkan. Saat itulah salah seorang anggota (TNI) Pratu Sugeng tertembak di lengan,” kata Aidi.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, personel Polri dan TNI saat ini mulai mengejar kelompok bersenjata yang membunuh 20 orang di Kabupaten Nduga, Papua, Minggu (2/12/2018).

Hal itu dikatakan Kapolri dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/12/2018). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com