Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Berharap Media Sosial Bisa Digunakan untuk Suarakan Semangat Antikorupsi

Kompas.com - 05/12/2018, 15:18 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif mengungkapkan, masyarakat saat ini memanfaatkan berbagai akun media sosialnya untuk banyak hal.

Ia berharap, pengguna media sosial bisa menyuarakan semangat antikorupsi sekaligus melaporkan potensi korupsi di lingkungannya.

"Tentu saya tidak bisa mengurus apa yang teman-teman inginkan untuk ditulis. Mau hari ini posting (makan) bakso, besok ikan bakar, besok sate kambing, ya itu urusan masing-masing. Tapi kami berharap kalian menjadi agen-agen antikorupsi," kata Laode dalam sambutannya pada Festival Media Digital Pemerintah di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (5/12/2018).

"Kalau melihat sesuatu (potensi korupsi), tulislah. Misalnya ini ada, mohon maaf, ada kepala desa menerima uang untuk urus KTP di atas yang seharusnya, tulis aja terus cc ke (akun) KPK, cc ke Kemendagri," lanjut Laode.

Menurut dia, hal ini bisa menjadi bentuk pengawasan sekaligus kritik dari masyarakat kepada para pejabat publik untuk berhati-hati dan menjauhi praktik korupsi.

"Jadi kita mengisi jaga dunia maya dengan pesan-pesan positif tapi juga kritikan ke pemerintah dan pejabat publik," kata Laode.

Selain itu, Di sisi lain, Laode juga berharap media sosial yang dikelola kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah tak hanya sekadar menyiarkan informasi terkait tugas pokok, fungsi dan capaian instansi.

Media sosial instansi-instansi itu diharapkan bisa mengabarkan berbagai kebijakan yang memiliki semangat antikorupsi.

"Itu bisa juga mengampanyekan hal-hal antikorupsi. Misalnya, dari Kemenkes kalau punya Twitter, sekarang antre di rumah sakit tidak perlu lagi bayar-bayar misalnya. Kemendagri, misalnya, sekarang urus KTP tidak perlu lagi bayar-bayar ekstra," kata Laode.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup, Kaesang: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup, Kaesang: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com