JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil tidak setuju jika pidato calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, di Singapura disebut menjelekan negara sendiri di forum internasional.
Menurut dia, Prabowo hanya menceritakan masalah yang sedang dialami Indonesia.
"Kita kan harus berani menunjukan kelemahan kita, harus menunjukan bahwa bangsa kita sedang mengatasi dan sedang berusaha untuk keluar dari krisis salah satunya adalah korupsi," ujar Nasir di kompleks parlemen, Kamis (29/11/2018).
Baca juga: Politisi PKS: Pak Prabowo Tak Bermaksud Menuding Pemerintah
Menurut Nasir, hal itu wajar dilakukan. Setiap anggota DPR kunjungan ke parlemen berbagai dunia, kata Nasir, mereka juga melakukan hal yang sama.
Nasir mengatakan hal ini untuk memperjelas apa saja permasalahan yang terjadi di Indonesia.
Salah satu isi pidato Prabowo di Singapura adalah tentang korupsi di Indonesia yang seperti kanker stadium 4. Nasir menilai itu adalah fakta yang tidak perlu ditutupi. Dia yakin negara lain juga sudah mengetahui kondisi Indonesia.
"Jadi tanpa Prabowo menjelaskan soal itu, orang juga sudah tahu. Prabowo hanya ingin menegaskan bahwa kami semuanya sedang berusaha bagaimana Indonesia bisa menekan angka korupsinya," ujar Nasir.
Baca juga: 6 Fakta Kunjungan Prabowo di Yogyakarta, Batal Naik Becak Hibrid hingga Komentari Utang Negara
Sebelumnya, juru bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Mukhamad Misbakhun, mengkritik pidato Prabowo di Singapura. Menurut dia, Prabowo melecehkan rakyat negeri sendiri melalui forum mancanegara.
Pernyataan Prabowo yang menjadi sorotan adalah soal korupsi di Indonesia yang seperti kanker stadium 4. Kemudian juga soal rakyat yang mudah disuap untuk memilih calon tertentu dalam pemilu.
"Apakah Pak Prabowo mau bilang bahwa memilih Pak Prabowo karena diberi sekarung nasi? Atau memilih Pak Jokowi diberi sekarung nasi?" ujar Misbakhun.
"Apakah rakyat Indonesia serendah itu sehingga dengan mudah dibeli dengan sekarung nasi? Ini benar-benar sangat menyakitkan dan memprihatinkan," lanjut dia.