"Ini adalah risikonya penantang, kita enggak punya jabatan atau kekuasaan yang bisa kita pertontonkan," kata dia.
Baca juga: Politisi Demokrat: Jokowi Masih Sibuk Meresmikan Proyek Era SBY
Menuai kritik
Namun, pengakuan Jokowi juga mengundang banyak kritik dari politisi lain. Khususnya oleh politisi yang bukan berasal dari partai pengusung Jokowi-Ma'ruf.
Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, misalnya, menilai, Jokowi sedang menggunakan wewenangnya demi keuntungan pribadi.
"Jelas bahwa Jokowi sedang memperalat jajaran lembaga negara untuk bekerja mati-matian di luar jadwal demi keuntungan politiknya," ujar Ferdinand.
Sebab, sebuah proyek infrastruktur biasanya sudah memiliki jadwal. Proyek infrastruktur juga memiliki perencanaan keuangan. Jika semua dipercepat, Ferdinand mengatakan, kinerja keuangan proyek akan terganggu.
"Demi kepentingan politiknya, Jokowi memaksa mengubah semua itu dengan dalih percepatan," kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon heran dengan Presiden Joko Widodo yang mengaku sengaja mengebut infrastruktur untuk kepentingan Pemilu Presiden 2019.
Padahal, menurut Fadli, infrastruktur yang dibangun selama pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla bukanlah sebuah prestasi.
"Infrastruktur itu kewajiban. Semua Presiden pasti membangun infrastruktur. Jadi itu bukan prestasi," kata Fadli.
Infrastruktur dinilai bukan prestasi pemerintah. Itu merupakan kewajiban yang harus diselesaikan pemerintah untuk rakyat. Fadli meminta agar pembangunan infrastruktur tidak dijadikan seolah-olah prestasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.