Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cari CVR Lion Air JT 610, KNKT Butuh Kapal Khusus hingga Alat Sedot Lumpur

Kompas.com - 28/11/2018, 15:32 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kotak hitam Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, tepat sebulan lalu, masih belum ditemukan hingga saat ini.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengakui mengalami sejumlah kendala dalam mencari alat yang berisi rekaman percakapan di dalam kokpit itu.

"KNKT masih melanjutkan pencarian black box CVR. Hanya saja, dengan kendala yang ada, kami membutuhkan kemampuan dan alat yang berbeda dengan yang kemarin dipakai," kata Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo saat merilis temuan awal jatuhnya pesawat, di Kantor KNKT, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (28/11/2018).

Baca juga: KNKT Minta Lion Air Tingkatkan Budaya Keselamatan

Alat pertama yang dibutuhkan adalah kapal yang bisa berhenti tanpa jangkar. Ini karena lokasi CVR diduga berada di dekat pipa pertamina dan fiber optik. 

"Kedua, kami butuh alat untuk sedot lumpur sehingga lumpurnya akan kita pindah sehingga yang mungkin selama ini tertutup lumpur akan terlihat," kata Nurcahyo. 

Alat ketiga yang dibutuhkan KNKT adalah alat selam yang bisa digunakan dengan durasi lebih lama.

"Satu lagi kita butuh alat selam, di mana para penyelam bisa lebih lama di dalam air. Karena yang kemarin itu kalau enggak salah penyelam hanya 10 menit dalam setiap kali selam," ucap Nurcahyo. 

Nurcahyo menegaskan, sejumlah upaya sudah dilakukan untuk mendapatkan alat-alat tersebut. Salah satunya berdiskusi dengan pihak terkait untuk memilih kapal khusus yang akan digunakan. 

"Harapannya, dalam satu-dua hari ini kapal akan segera berangkat dari Singapura menuju ke lokasi," ujarnya.

Baca juga: KNKT: Ada Perbedaan Data Jumlah Pramugari di Lion Air JT 610

Sementara itu, bagian black box lain yang berisi Flight Data Recorder sudah ditemukan.

Dari sana, diketahui bahwa hidung pesawat Lion Air JT610 turun secara otomatis hampir 24 kali dalam 11 menit.

Pesawat yang membawa sekitar 189 penumpang dan kru ini lalu jatuh di perairan Karawang sekitar 13 menit setelah lepas landas.

Kompas TV KNKT gelar konferensi pers terkait pengungkapan investigasi awal kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Nasional
Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

Nasional
KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

Nasional
Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

Nasional
Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

Nasional
Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

Nasional
KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

Nasional
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Megawati Kirim 'Amicus Curiae' ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

Megawati Kirim "Amicus Curiae" ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

Nasional
KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

Nasional
Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

Nasional
Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

Nasional
Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

Nasional
Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com