Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Jokowi Menang di Sumatera Selatan...

Kompas.com - 26/11/2018, 07:57 WIB
Ihsanuddin,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Sumatera Selatan menjadi salah satu provinsi di mana Joko Widodo menelan kekalahan dari Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden 2014.

Saat itu, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih 2.027.049 suara (48,74 persen). Jokowi-JK kalah tipis dari Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang meraih 2.132.163 (51,26 persen).

Prabowo-Hatta unggul di sepuluh kota/kabupaten, yakni Palembang, Lubuk Linggau, Pagaralam, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Lahat, dan Empat Lawang.

Sementara, Jokowi-JK hanya unggul di lima wilayah, yakni; Prabumulih, Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim dan Musi Rawas.

Belum berubah

Empat tahun Jokowi-JK menjabat sebagai presiden dan wakil presiden, peta politik di Sumatera Selatan belum banyak berubah. Jokowi mengakui sendiri hal tersebut.

Baca juga: Harga Jeblok, Jokowi Janji Pemerintah Beli Karet Petani

Saat mengukuhkan Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumatera Selatan di Palembang, Minggu (25/11/2018), calon presiden nomor urut 01 itu menyebutkan, elektabilitasnya dan Ma'ruf Amin berdasarkan hasil survei internal hanya 37 persen.

"Kami blak-blakan saja, survei terakhir di Sumsel, angkanya baru 37 persen," kata Jokowi.

Mendengar pernyataan Jokowi itu, ribuan kader parpol pendukung yang hadir di The Sultan Convention terlihat lesu.

Namun, Jokowi kembali membangkitkan semangat pendukungnya dan menegaskan bahwa hasil survei internal itu bukan masalah.

"Enggak apa-apa, saya akan survei lagi akhir Desember, saya yakin sudah di atas 50 persen," ujar Jokowi.

Baca juga: Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Hari Guru

Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Sumsel, Syahrial Oesman, juga optimistis elektabilitas jagoannya akan meningkat. Apalagi, setelah kunjungan Jokowi ke Provinsi Sumatera Selatan.

"Mungkin survei menyatakan Bapak kalah di sini, tapi kami menyatakan Bapak datang, bersalaman, menang," kata Syahrial.

Tokoh daerah

Jokowi optimistis bisa meningkatkan elektabilitas karena didukung oleh banyak tokoh daerah di Sumatera Selatan.

Jokowi menyebut tiga nama, yakni Gubernur Sumsel Herman Deru, mantan Gubernur Sumsel dua periode, Alex Noerdin serta Ketua TKD Sumsel Syahrial Oesman.

Ketiganya hadir dalam acara tersebut. Namun, Jokowi juga menampilkan foto ketiga tokoh itu di layar. Selanjutnya, layar menampilkan sosok tiga orang lainnya.

Mereka yakni; Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Baca juga: Presiden Jokowi Tegur Petani yang Kampanyekan Dirinya

"Ada Budi Karya Sumadi, orang sini," kata Jokowi.

Budi Karya yang berada di panggung pun langsung berdiri dari kursinya dan menyapa para kader parpol pendukung.

Namun, saat menyebut nama Tito, Jokowi menegaskan bahwa posisinya netral sebagai Kapolri.

"Pak Tito orang sini, tapi harus netral. Kalau saya sebut, keliru nanti," kata Jokowi

Meski demikian, Jokowi menyadari dukungan tokoh-tokoh daerah saja belum cukup.

Untuk meningkatkan elektabilitas, Jokowi meminta seluruh pendukungnya bergerak dari pintu ke pintu untuk menyampaikan capaian positif pemerintah serta mengklarifikasi isu-isu negatif kepada masyarakat.

 

Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo melantik jajaran pengurus Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Maruf Sumsel, di The Sultan Conventional Center, Palembang, Minggu (25/11/2018). KOMPAS.com/Ihsanuddin Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo melantik jajaran pengurus Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Maruf Sumsel, di The Sultan Conventional Center, Palembang, Minggu (25/11/2018).

Karet dan sawit

Jokowi menjelaskan, saat ini ada dua persoalan di Sumatera Selatan yang bisa berdampak negatif pada elektabilitasnya sebagai calon presiden petahana, yaitu jatuhnya harga karet dan minyak kelapa sawit.

Ia meminta tim kampanye menjelaskan hal itu kepada masyarakat.

"Sampaikan ke petani, kita serius mengatasi ini tapi memang tidak mudah mencarikan solusi, karena menyangkut jumlah (produksi sawit dalam negeri) sangat besar," kata Jokowi.

Jokowi dua kali memberikan penjelasan mengenai harga karet dan sawit saat kunjungannya di Palembang.

Pertama, saat menghadiri acara evaluasi kebijakan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa dan sosialisasi penggunaan dana desa tahun 2019.

Baca juga: Berkaus #01, Jokowi Cek Harga Sembako di Transmart Palembang

Dalam acara itu, hadir para kepala desa dan seluruh perangkat desa dari berbagai desa di Sumatera Selatan.

Jokowi mengatakan, ia sangat menyadari bahwa kelapa sawit dan karet merupakan komoditas yang diandalkan oleh masyarakat Sumatera Selatan, khususnya yang tinggal di wilayah pedesaan.

Oleh karena itu, Jokowi ingin memberi pengertian kepada masyarakat bahwa urusan kelapa sawit dan karet bukanlah hal yang mudah dan bisa dikontrol penuh oleh pemerintah.

"Urusan sawit, CPO bukan urusan mudah. Tapi sebetulnya urusan bisnis, jualan," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, ekspor sawit ke Uni Eropa saat ini terhambat karena mereka juga kini tengah mengembangkan produk serupa lewat biji bunga matahari.

Sebagai solusinya, Jokowi mengaku sudah meminta China untuk membeli produk kelapa sawit lebih banyak.

"Saya minta Tiongkok beli lebih banyak. Saya minta tambahan. Ada tambahan 500.000 ton. Itu banyak sekali," kata Jokowi.

Upaya itu juga belum berhasil mendongkrak harga jual kelapa sawit yang saat ini masih berada di Rp 700 per kilogram.

Menurut Jokowi, hal tersebut disebabkan kebun kelapa sawit di Indonesia paling besar di dunia dengan luas 13 juta hektar. Produksi setiap tahun 42 juta ton. 

"Mengendalikan ini tidak mudah, karena ini perdagangan internasional. Oleh karena itu, 3 bulan ini saya sudah perintahkan agar (sawit) bisa dipakai untuk campuran solar," kata Jokowi.

Baca juga: Kepada Masyarakat Sumsel, Jokowi Jelaskan Kenapa Harga Sawit Rendah

Jika program biodiesel 20 persen (b20) berhasil, Jokowi meyakini hal ini bisa menaikkan harga kelapa sawit sekaligus mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor minyak mentah.

"Tapi ini tidak bisa singkat, butuh waktu setahun," ujar Jokowi.

Lalu, saat menghadiri penyerahan SK Perhutanan sosial, Jokowi juga sempat bertemu dengan seorang petani karet bernama Bambang.

Bambang sempat curhat kepada Jokowi mengenai harga jual karet yang jatuh ke angka Rp 6000 per kilogram.

"Kalau di tempat saya itu harganya cuma Rp 6000 pak, ya tolong dinaikkan pak," kata Bambang.

Jokowi pun menjelaskan kepada Bambang dan seluruh petani yang hadir bahwa karet adalah komoditas global. Oleh karena itu, pemerintah tidak bisa mengontrol harganya.

"Harga kita enggak mungkin bisa ikut campur," kata dia.

Namun, Jokowi menekankan bahwa pemerintah tetap berupaya mencari solusi atas rendahnya harga jual karet. Menurut dia, nantinya karet yang diproduksi petani akan dibeli oleh Kementerian PU untuk kepentingan pengerjaan jalan.

"Kementerian PU akan beli langsung dari koperasi atau petani. Harganya kurang lebih 7500 sampai 8000. Ini harus Alhamdulillah disyukuri dulu. Nanti kita akan hitung-hitungan lagi," kata Jokowi.

Setelah berdialog seputar harga karet, Jokowi pun memberi kesempatan kepada Bambang apakah ada hal lain yang ingin disampaikan.

Bambang langsung menyerukan ajakan agar memilih Jokowi.

"Tahun 2019 ada pemilihan presiden...," kata Bambang yang langsung dipotong Jokowi sebelum menyelesaikan kalimatnya.

"Sebentar, jangan kampanye loh, enggak boleh," kata Jokowi.

Bambang kembali menimpali. "Saya tidak kampanye, cuma mengajak Saudara semua untuk mencalonkan Bapak Jokowi untuk kedua kalinya," kata Bambang disambut heboh riuh hadirin.

"Nah ini kampanye. Enggak boleh loh. Kampanye begini enggak boleh," tegas Jokowi.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Visi dan Misi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com